Minggu, 01 Mei 2011

Carsinoma Mammae

 Pengertian
Karsinoma mammae adalah keadaan dimana ditandai oleh poliferasi sel-sel malignan di dalam jaringan payudara yang dapat menimbulkan perubahan yang dapat menimbulkan perubahan massa pada payudara atau timbul benjolan yang dapat bermetasfasis ( menyebar ).

 Etiologi
Tak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara, sebaliknya serangkaian faktor genetik, hormon. Dan kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini.
Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal dan protein baik yang menekan atau meningkatkan perkembangan kanker payudara hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai peranan penting dalam penyakit ini. Dua hormon ovarium utama yaitu estradiol dan progesteron mengalami perubahan dalam lingkungan seluler, yang dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara.
Resiko seumur hidup meningkat menjadi 1 di dalam 8 di dalam 9 pada tahun1992.
 Resiko meningkat bersama dengan peningkatan harapan hidup
 Pada usia 40 tahun. ½ 17
 Pada usia 50 tahun 1/50
 Pada usia 60 tahun 1/24
 Pada usia 95 tahun 1/3
 Faktor-faktor resiko hanya mnejelaskan 21% (umur 30 sampai 54 tahun) 29% (umur 55 tahun dan lebih tua).
 Salpingo-ooferektomi bilaterak sebelum menopouse menurunkan resiko.
 Penurunan 70% jika ovarium di angkat sebelum umur 35 tahun.

 Gejala klinis
 Kanker payudara terjadi dibagian mana saja dalam payudara, mayoritas pada kuadran atas tertular.
 Lesi/benjolan tidak terasa nyeri, terfeiksasi dan keras dengan batas yang tak teratur.
 Keluhan nyeri menyebar dan nyeri tekan saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak.
 Jika ada nyeri yang terlokasikan dapat dihubungkan dengan payudara lanjut.

 Faktor-Faktor Resiko Kanker Payudara
1. Riwayat adanya penyakit ini pada keluarga dekat (saudara perempuan atau Ibu).
2. menarche dini sebelum 12 tahun.
3. tak mempunyai anak setelah umur 30 tahun.
4. menopause yang terjadi setelah usia 50 tahun.
5. riwayata payudara jinak.
6. Pemajangan terhadap radiasi setelah masa puberetas dan sebelum usia 30 tahun.
7. obesitas
8. kontrasepsi oral.
9. terapi penggantian hormon.
10. masukan alkohol setiap hari.

 Pilihan pengobatan
Kanker payudara yang tidak diobati mempunyai harapan hidup yang dapat diduga.
 20% pada 5 tahun
 55 pada 10 tahun.
1. pengobatan lokal.
• Mastektomi radikal yang dimodifikasi
• Bedah dengan menyelamatkan payudara
2. terapi radiasi
3. rekonstruksi payudara
4. pengobatan sistematis
• kemoterapi
• terapi hormkonal
• transplatansi sumsum tulang.

 Pemeriksaan Penunjang
1. Skan ( mis : MRI< CT, galium ) dan ultrasound.
2. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum, melubangi),
3. Penanda tumor.
4. JDL dengan diferensial dan trombosit.
5. mammografi.

 Pentahapan kanker payudara
1. tahap I terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidakmengenai nodus limfe, dan tidak terdeteksi adanya metastasis.
2. Tahap II terdiri atas tumor yang lebih bear dari 2 cm tapi kurang dari 5 cm, dengan nodus llimfe tidak terfiksasi negatif atau positif dan tidak terdeteksi adanya metastasi.
3. Tahap III terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm atau tumor dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding. Dengan nodus limfe terfiksasi positif dalam area klarifilar, dan tanpa bukti adanya metastasis.
4. Tahap IV terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran, dengan nodus limfe normal atau kankerosa, dan adanya metasasis jauh.


 Tipe Kanker Payudara
- karsinoma duktal menginfiltrasi
Tipe histologi yang paling umum 75% dari semua jenis kanker payudara. Kanker ini keras saat dipalpasi biasanya bermetastasis ke nodus oksila, prognosisnya lebih buruk.
- Karsinoma lobular menginflitrasi
Jarang terjadi, berlokasikan pada area penebalan yang tidak baik pada payudara.
- Karsinoma Modular
Tipe tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan lambat.
- Kanker musinus
Insidenya 3% dari kanker payudara, tumbuh dengan lambat, kanker ini mempunyai prognosis yang lebih baik dari yang lain.
- Kanker duktual – tubular
Jarang terjadi insidenya 2% dari kanker. Bermetastasis pada aksilaris dan prognosisnya sangat baik.
- Karsinoma Inflamatori
Tipe ini sangat jarang terjadi hanya sekitar 1% - 2% gejalanya berbeda dengan kanker payudara lainya.
Timbul nyeri tekan yang amat sangat. Bentuk payudara keras dan membesar. Kulit diatas tumor merah dan agak hitam, sering terjadi edema dan retraksi putting susu.

 Askep ( Asuhan Keperawatan )

Pengkajian

 Aktivitas/istirahat
- Kelemahan / keletihan
- Perubahan pada pola istirahat (tidur) karena adanya nyeri, ansietas, berkeringat malam.
- Keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan.
 Sirkulasi
- Perubahan pada tekanan darah
- Adanya palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja
 Integritas Ego
- Klien tampak putus asa
- Klien kelihatan gelisah
- Klien lebih banyak menarik diri
 Makanan / Cairan
- Intoleransi makanan
- Kulit klien terasa lembab
- Klien nampak kurang nafsu makan
 Neuro sensori
- Klien mengatakan sering mengalami pusing
 Seksualitas
- Klien mengatakan takut berhubungan disebabkan oleh penyakitnya.
 Pernapasan
- Klien mengatakan kalau suami klien punya kebiasaan merokok.
- Klien mengeluh sering sesak nafas.
 Interaksi sosial
- Klien mengatakan malu terhadap kondisinya setelah dioperasi.
- Klien merasa minder
- Klien malu terhadap orang sekelilingnya.

Diagnosa Keperawatan

1. Ketakutan b/d diagnosis kanker payudara, pengobatan dan prognosisnya.
2. Gangguan konsep diri b/d tindakan pembedahan.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses penyakit.
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d status hipermetabolik berkenaan dengan kanker.
5. Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b/d ketakutan / ansietas.
6. Resiko terjadinya perubahan dalam proses keluarga b/d perubahan peran.
7. resiko terjadinya infeksi b/d prosedur invasive.
8. Resiko kekurangan volume cairan b/d hipermetabolik.

Intervensi Keperawatan

1. Ketakutan b/d diagnosis kanker payudara, pengobatan dan prognosisnya.
Tujuan : Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut.
Kriteria : ­ Klien tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan dapat diatasi.
Tindakan : ­ Lakukan persiapan emosional pasien dan pasangan telah diinformasikan tentang diagnosis tentative.
Rasional : hal ini memberdayakan pasien untuk mengarahkan respon koping.
­ Kaji :
a. Pengalaman pribadi dan pengetahuan klien mengenai kanker payudara.
b. Mekanisme koping
c. Sistem pendukung.
d. Perasaan mengenai diagnosis.
­ Informasikan pasien tentang riset terakhir dan modalitas pengobatan.
Rasional : Mengurangi ketakutan dan meningkatkan penerimaan rencana pengobatan.
­ Uraikan pengalaman – pengalaman yang akan dialami pasien dan dorong pasien untuk mengajukan pertanyaan.

2. Gangguan konsep diri b/d tindakan pembedahan.
Tujuan : Adaptasi realistic terhadap perubahan yang akan terjadi relatif terhadap modalitas pengobatan.
Kriteria : Klien mampu mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi masalah secara efektif.
Tindakan : ­ Diskusikan dengan klien, orang terdekat bagaimana diagnosa dan pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi pasien/rumah dan aktifitas kerja.
Rasional : membantu klien dalam memastikan masalah dan pemecahannya.
­ Dorong diskusi tentang / pecahkan masalah tentang efek kanker, pengobatan pada peran sebagai Ibu rumah tangga, orang tua dan sebagainya.
Rasional : menurunkan masalah yang mempengaruhi penerimaan pengobatan.
­ Akui kesulitan pasien yang mungkin dialami.
Rasional : memvalidasi realita perasaan pasien.
­ Evaluasi struktural pendukung yang ada dan digunakan oleh pasien/orang terdekat.
Rasional : membantu merencanakan perawatan saat dirumah sakit serta setelah pulang.
­ Beri dukungan emosi untuk pasien atau orang terdekat selama test diagnostik dan fase pengobatan.
Pasien banyak memerlukan dukungan tambahan selama periode ini.
­ Gerakan sentuhan selama interaksi, bila dapat diterima pada pasien dan mempertahankan kontak mata.
Rasional : menurunkan perasaan pasien tentang keraguan diri.
­ Rujuk pasien/orang terdekat pada program kelompok pendukung (bila ada)
Rasional : sangat menguntungkan bagi pasien / orang terdekat pasien.

3. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses penyakit.
Tujuan : Tidak ada nyeri dan rasa tidak nyaman.
Kriteria : ­ Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan.
­ Klien mampu menyesuaikan posisinya untuk menghilangkan ketidaknyamanan.
Tindakan : ­ Tentukan riwayat nyeri dan tindakan penghilang yang digunakan.
Rasional : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/keefektivan intervensi.
­ Evaluasi/ sadari terapi tertentu misalnya pembedahan, radiasi, kemoterapi, bioterapi, ajarkan pasien apa yang diharapkan.

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d status hipermetabolik berkenaan dengan kanker.
Tujuan : Nafsu makan klien meningkat,nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.
Kriteria : ­ Penambahan berat badan klien dengan normalisasi nilai laboratorium dan bebas tanda malnutrisi.
­ Klien menunjukkan peningkatan nafsu makan dan berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang nafsu makan.
Tindakan : ­ Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep, timbang berat badan tiap hari atau sesuai indikasi.
Rasional : membantu dalam identifikasi malnutrisi protein – kalori.
­ Dorong pasien untuk diet tinggi kalori kaya protein, dengan masukan cairan adekuat, dorong penggunaan suplemen.
Rasional : suplemen dapat memainkan peran dalam mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat.
­ Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan.
Rasional ; membuat waktu makan malam lebih menyenangkan yang dapat meningkatkan masukan.
­ Identifikasi pasien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi.
Rasional ; Mual/muntah psikogenik terjadi sebelum kemoterapi mulai secara umum tidak berespon terhadap antiemetik.
Kolaborasi
­ Vitamin khususnya A, D, E dan B6.
Rasional : Mencegah kekurangan karena penurunan absorbsi vitamin dalam lemak.
­ Antasid
Rasional : meminimalkan iritasi lambung dan mengurangi resiko al-serosi mukosa.
­ Rujuk pada ahli diet/tim pendukung nutrisi.
Rasional : memberikan rencana diet khusus untuk memnuhi kebutuhan dan menurunkan masalah berkenaan dengan masalah malnutrisi protein/kalori dan efisiensi mikronutrien.

5. Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b/d ketakutan / ansietas.
Tujuan : Klien memahami tentang efek kanker dan aturan pengobatan pada seksualitas dan tindakan untuk menghadapi masalah.
Kriteria : Mempertahankan aktivitas seksual pada tingkat yang diinginkan bila mungkin.
Tindakan : ­ Diskusikan dengan pasien / orang terdekat pasien sifat seksualitas dan reaksi bila ini berubah atau terancam. Berikan informasi tentang normalitas masalah-masalah ini.
Rasional : Pengakuan legitimasi tentang masalah seksualitas cara pria dan wanita memandang mereka sendiri sebagai individu dan bagaimana menyampaikan antar mereka.
­ Anjurkan pasien tentang efek samping dari pengobatan kanker yang diresepkan yang diketahui mempengaruhi seksualitas.
Rasional : Pedoman antisipasi dapat membantu pasien dan orang terdekat mulai proses adaptasi pada keadaan baru.

6. Resiko terjadinya perubahan dalam proses keluarga b/d perubahan peran.
Tujuan : Klien mampu mengekspresikan perasaan yang bebas.
Kriteria : Anggota keluarga yang sakit mampu mengatasi situasi dengan caranya sendiri.
Tindakan : ­ Perhatikan komponen keluarga, adanya keluarga besar dan orang lain misalnya, teman atau tetangga.
Rasional ; Membantu untuk mengetahui siapa yang ada untuk membantu perawatan, memberikan dukungan.
­ Identifikasi pola komunikasi dalam keluarga dan pola interaksi antar anggota keluarga.
Rasional ; Untuk membantu pasien dan menilai positif pada diagnosa pengobatan kanker.
­ Dengarkan ekspresikan ketidakberdayaan.
Rasional : perasaan tidak berdaya dapat memperberat kesulitan menilai diagnosa kanker dan kerjasama dalam pengobatan.

7. Resiko terjadinya infeksi b/d proses invasive.
Tujuan : Klien dapat terhindar dari resiko infeksi
Kriteria : Klien dapat berpartisipasi dalam intervensi untuk mencegah/mengurangi resiko infeksi.
Tindakan : ­ Tekankan hygiene personal.
Rasional : membantu potensial sumber infeksi dan/ pertumbuhan sekunder.
­ Tingkatkan istirahat secara adekuat.
Rasional : Membatasi keletihan.

8. Resiko kekurangan volume cairan b/d hipermetabolik.
Tujuan : Menunjukkan keseimbangan cairan adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil.
Kriteria : Membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat, dan haluaran urine adekuat secara individual.
Tindakan : ­ Pantau masukan dan keluaran cairan, berat jenis dan hitung keseimbangan 24 jam.
Rasional : bila terjadi dehidrasi maka perlu peningkatan penggantian cairan.
­ Timbang berat badan sesuai indikasi
Rasional : Pengukuran sensitive terhadap fluaktasi keseimbangan cairan.
­ Pantau tanda vital – evaluasi nadi perifer, pengisian kapiler.
Rasional : Menunjukkan keadekuatan volume sirkulasi.
­ Kaji turgor kulit dan kelembaban membran mukosa. Perhatikan keluhan halus.
Rasional : indikator tidak langsung dari status dehidrasi.
­ Dorong peningkatan masukan cairan sampai 3000ml/hari sesuai toleransi individu.
Membantu dalam memelihara kekuatan cairan dan menurunkan resiko efek sampaing yang membahayakan.
­ Berikan cairan IV sesuai indikasi.
Rasional : Diberikan untuk dehidrasi umum.


DAFTAR PUSTAKA

Corwin J. Elizabeth (2001). Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran (EGC), Jakarta.

Doenges E. Marilynn, dkk.(2000).Rencana Asuhan keperawatan Edisi 3. Penerbit Buku kedokteran (EGC), Jakarta.

Sylvia. Patofisiologi Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran (EGC), jakarta.

Tidak ada komentar: