Rabu, 18 Maret 2015

Komitmen Kita

Saat ini mungkin engkau terperangkat dengan asa dan rasa terperangkap dengan kasih sayang dan di sayangi bukan cinta yang sesungguhnya, jika suatu saat nanti aku menghilang itu bukan pula karna tak ada rasa cinta tetapi itu karena cinta sudah mulai menghinggapiku dan tumbuh dari penyatuan antara kasih sayang dan rasa sayang antara kita... Makin besar rasa sayang ini makin tumbuh juga rasa cinta ini tetapi makin mudah juga aku melepaskanmu, mungkin ini tak perlu aku jelasin lagi karena engkau sudah sangat tahu alasannya. Terlalu indah tuk dinikmati terlalu indah juga tuk dihancurin, terlalu sempit waktu yang kau tawarkan namun terlalu lama juga waktu yang aku butuhkan... awal engkau datang meyakinkan aku tetapi malah engkau sendiri yang meragukan aku, kebingunganmu telah aku coba yakini dengan menawarkan kesungguhan tetapi engkau menolak dengan begitu halus dan mengikat aku dengan satu KOMITMEN yang kini engkau coba lupakan... Banyak hal yang harus aku pertimbangkan mulai dari sikapmu, keraguanmu, kemunafikanmu dan kerinduanku akan keindahanmu, tak perlu engkau sesali semua ini, karena aku pun akan mencoba menjaga komitmen kita... ya... komitmen yang membuat semuanya kandas dan tak berarah..!!! Arti hadirmu sangat beda dengan yang lainnya engkau begitu ada dan nyata... desak nafasmu, hangatnya tubuhmu dan cucuran keringatmu membuat aku makin lelap dipelukanmu namun kenyataannya engkau begitu jauh dan hampir tak terjangkau oleh semua panca indraku, sungguh rasa ini aku benci mengapa kasih sayang tercipta jika cinta tidak bisa menyelimutinya, dan sungguh dirimu juga aku benci mengapa engkau hadir jika meragukan sambutan dan jamuanku... terlalu indah tuk dinikmati terlalu indah juga tuk dihancurin..!!!
Dan kini rasa ini perlahan ingin merubah arah dan membelok jauh dari arah hidupmu, ini bukan karena arah angin ataupun tetesan embun tapi murni karena tujuan hidup yang lebih pantas kita jalanin... kecuranganmu tertular bak penyakit yang mematikan sering aku mempertebal imunitas perasaanku untuk menangkal segala kemungkinan yang telah engkau rencanakan namun semua sudah terlanjur tercemar dan menyebar menyusupi aliran darahku. Maaf jika endingnya tak adil karena awal kehadiranmu memang sudah tak lazim.

Tidak ada komentar: