Senin, 19 Juli 2010

ASKEP BRONCHOPNEUMONIA

A. Pengertian
Bronchopneumonia adalah radang pada paru-paru yang mempunyai penyebaran berbercak, teratur dalam satu area atau lebih yang terlokalisasi di dalam bronki dan meluas keparenkim paru (Brunner & Suddarth, 2001).

B. Etiologi
1. Bakteri contohnya; Diplococeus pueuneomiae, streptococcus pneumoniae.
2. Virus contohnya; virus influenza, virus parainfluenza.
3. Jamur contohnya; Histoplasma caspulatum, candida, kriptokokkus dan blastomises.

C. Pathofisiologi
Bakteri, virus ataupun jamur menyerang ventilasi maupun difusi. Suatu reaksi inflamasi yang terjadi pada alveoli dan menghasilkan eksudat yang mengganggu gerakan dan difusi oksigen dan karbondioksida. Sel-sel darah putih, neutrofil juga bermigrasi ke alveoli dan memenuhi ruang yang berisi udara. Area paru tidak mendapat ventilasi yang cukup karena sekresi, edema mukosa dan bronkospasme menyebabkan oklusi partial bronki atau alveoli dengan mengakibatkan penurunan tahanan oksigen alveoli. Keadaan demikian mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen sehingga tubuh harus meningkatkan frekuensi dan kedalaman bernapasnya.

Penyimpangan KDM

D. Manifestasi Klinik
 Demam dan menggigil karena proses peradangan.
 Nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk yang dicetuskan oleh bernapas dan batuk.
 Adanya bunyi tambahan pernapasan seperti ronchi, wheezing
 Napas sesak dan cepat
 Tampak pernapasan cuping hidung
 Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius
 Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mukus yang menyebabkan atelektasis absorbsi.

E. Komplikasi
 Hipotensi dan syok
 Atelektasis
 Efusi pleural
 Delirium
 Superinfeksi

F. Perangkat Diagnostik
 Pemeriksaan radiologi yaitu pada foto thoraks konsolidasi satu atau beberapa lobus yang berbercak-bercak infiltrat.
 Pemeriksaan laboratorium, didapati lekositosis antara 15.000 sampai 40.000/mm³.
 Hitung sel darah putih biasanya meningkat kecuali apabila pasien mengalami immunodefisiensi.

G. Penatalaksanaan
 Pemberian antibiotik misalnya penisillin G, streptomisin, ampisillin, dan garamicin.
 Inhalasi lembab dan hangat sangat membantu dalam menghilangkan iritasi bronkhial.
 Istirahat yang adekuat sampai klien menunjukan tanda-tanda penyembuhan.
 Jika terjadi hipoksemia, pasien diberikan oksigen.
 Teknik-teknik bernapas dalam untuk meningkatkan ventilasi alveolus dan mengurangi resiko atelektasis.

H. Proses Keperawatan


DAFTAR PUSTAKA

1. Arief Mausyoer, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Medika Aeskulopius.

2. Corwin Elisabeth J., 2000, Pathofisiologi, Jakarta, EGC.

3. Merbin Halim, 2001, Ilmu penyakit Dalam, Jakarta. EGC.

4. Smeltzer Suzanne C. & Bare Brenda G., 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Brunner dan Suddarth, Jakarta, EGC.



LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL

Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya disebut sehat. Sedangkann seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya.
Dalam Lirarbi Maslow dinyatakan bahwa kabutuhan manusia yang paling tinggi adalah tercapainya aktualisasi diri. Untuk mencapai aktualisasi diri diperlukan konsep diri yang sehat.
Konsep diri merupakan semua program, kepercayaan dan nilai yang diketahui induvidu tentang dirinya dan mempengaruhi induvidu dalam berhubungan dengan orang lain. Pembentukan konsep diri sangat dipengaruhi oleh asuhan orang tua dan lingkungannya. Komponen konsep diri diantaranya :
1. Citra tubuh
Sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup prosepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk dan fungsi penampilan tubuh saat ini dan masa lalu.

2. Ideal diri
Persepsi induvidu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar perilaku. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi.
3. Harga diri
Penulaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis, sejauhmana perilaku memenuhi ideal diri. Harga diri dipeoleh dari diri sendiri dan orang lain.
4. Peran diri
Pola sekap, perilaku nila yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
5. Identitas diri
Kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari obsuvasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri :
1. Tingkat Perkembangan dan Kematangan
Perkermbangan anak seperti dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya.
2. Budaya
Pada usia anak-anak, nilai-nilai akan diadopsi dari orang tua, kelompok dan lingkungannya.
3. Sumber Eksternal dan Internal
Sumber eksternal diantaranya adalah dukungan dari masyarakat dan ekonomi yang kuat. Sedangkan sumber internal diantaranya orang yang humoris yang memiliki koping individualnya lebih efektif.
4. Pengalaman Sukes dan Gagal
Adanya riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri, demikian pulah sebaliknya.
5. Stressor
Jika koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan depresi, menarik diri dan kecemasan.
6. Usia, keadaan sakit dan trauma akan mempengaruhi konsep dirinya.

Ada beberapa kriteria kepribadian yang sehat yaitu sebagai berikut :
1. Citra tubuh positif dan akurat
2. Ideal dan realitas
3. Konsep diri yang positif
4. Memiliki harga diri
5. Kepuasan penampilan peran
6. Identitas yang jelas

Stress dan Adaptasi
Stres adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh perubahan lingkungan yang diterima sebagai suatu hal yang menantang, mengancam atau merusak terhadap keseimbangan seseorang (Brunner dan Suddarth, 2001). Penyebab stres disebut stressor.
Adaptasi adalah suatu proses yang konstan dan berkelanjutan yang membutuhkan perubahan dalam hal struktur, fungsi dan perilaku sehingga seseorang lebih sesuai dengan lingkungan tertentu (Brunner dan Suddarth, 2001).
Respon psikologi terhadap stres adalah depresi, marah dan kecemasan. Terdapat empat tingkatan kecemasan diantaranya :
1. Cemas Ringan
Persepsi terhadap masalah melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada. Respon kecemasan ringan seperti sesekali bernapas pendek, nadi daan tekanan darah meningkat, muka berkerut, bibir bergetar, tidak dapat duduk dengan tenang, dan tremor halus pada tangan.
2. Cemas Sedang
Persepsi terhadap masalah menurun. Responnya seperti sering napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, mulut kering, anoreksia, sulit tidur dan perasaan tidak enak.
3. Cemas Berat
Persepsinya sangat sempit dan membutuhkan lebih banyak pengarahan atau tuntunan. Responnya seperti napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, berkeringat, dan sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan dan perasaan akan ancaman meningkat.
4. Panik
Persepsi telah terganggu sehingga individu tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun telah diberikan pengarahan. Responnya napas pendek, rasa tercekik, sakit dada, pucat, hipotensi, tidak dapat berpikir lagi, marah mengamuk, bnerteriak-teriak dan kehilangan kendali.
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya stres :
1. Lingkungan yang asing
2. Kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan memerlukan bantuan orang lain.
3. Berpisah dengan pasangan dan keluarga
4. Masalah biaya
5. Kurang informasi
6. Ancaman akan penyakit yang lebih parah
7. masalah pengobatan



DAFTAR PUSATAKA

1. Goodner, Brenda dan Roth, Linda Skidmore, 1994, Panduan Tindakan Keperawatan Klinik Praktis, Jakarta, EGC.

2. Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Bredda G., Keperawatan Medikal Bedal Brunner dan Suddart, Jakarta, EGC.

3. Tarwoto dan Wartonah, 2004, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta, Salemba Medika.


LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI

Oksigen merupakan salah satu komponen gas yang dibutuhkan dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh (Tarwotoh & Wartonah, 2004). Secara normal oksigen diperoleh melalui proses respirasi dan penyampaian oksigen kejaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi, kardiovaskuler dan keadaan haematologi.
Respirasi adalah transpor oksigen kedalam sel tubuh dan transfer karbondioksida dari sel keatmosfir. Tujuan dari proses respirasi ini adalah untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh dan membuang karbondioksida ke atmosfir. Untuk mencapai tujuan itu, maka sistem pernapasan menjalankan fungsinya melalui empat (4) tahap diantaranya:
1. Ventilasi Paru, yaitu proses masuk dan keluarnya udara dari atmosfir ke alveoli paru
2. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
3. Transport oksigen dan karbondioksida antara darah dan jaringan
4. Perfusi gas yaitu pertukaran oksigen dan karbondioksida dijaringan
Respirasi terdiri dari proses inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi terjadi setiap 1-5,5 detik dan ekspirasi setiap 2-3 detik. Inspirasi terjadi karena adanya kontraksi diafragma, diafragma turun menyebabkan desakaan kerongga abdomen sehingga rongga dada membesar, dan diikuti oleh terangkatnya iga-iga sehingga diameter anterior posterior dada menjadi lebih besar. Oleh karena itu iga menonjol kedepan dan sternum menjauhi tulang punggung dan dengan demikian diafragma menjadi lebih luas. Sedangkan ekspirasi terjadi pada saat diafragma relaksasi. Diafragma naik bersamaan dengan kontraksi otot-otot abdomen daan tekanan organ-organ dalam abdomen keatas sehingga iga-iga ikut tertarik kebelakang dan rongga dada mengecil.
Volume paru ditentukan oleh proses spirometri yang mengukur atau menghitung volume udara yang keluar dan masuk paru. Volume paru diantaranya:
1. Volume tidal, yaitu volume udara yang secara normal dihirup dan dihembuskan pada setiap terikan napas. Nilainya kira-kira 500 ml.
2. Volume cadangan ekspirasi, yaitu jumlah udara maksimum yanag dapat dihembuskan melebihi ekspirasi normal. Nilainya rata-rata 1100 ml.
3. Volume cadangan inspirasi, yaitu volume udara diatas inspirasi tidal – volume yang dapat secara maksimum dihirup pada setiap terikan napas. Besarnya sekitar 3000 ml.
4. Volume residual yaitu volume udara yang tetap berada didalam paru setelah ekspirasi maksimum, besarnya sekitar 1200 ml.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi yaitu :
1. Faktor fisiologi
 Menurunnya kemampuan mengikat oksigen seperti pada anemia.
 Menurunnya konsentrasi oksigen yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran pernapasan atas.
 Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan terganggunya pemenuhan oksigen.
 Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, dan luka.
 Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada diantaranya pada kehamilan, obesitas, penyakit kronis seperti TBC paru.
2. Faktor perkembangan
 Bayi prematur yang disebabkan oleh kekurangaan surfaktan
 Bayi dan toddler, adanya resiko infeksi saluran pernapasaan akut.
 Anak usia sekolah dan remaja resiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
 Dewasa muda dan pertengahan, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas dan stres.
 Dewasa tua, adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arterosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.
3. Faktor perilaku
 Nutrisi, misalnya pada obesitas yang menyebabkan penurunan ekspansi paru, gizi buruk menyebabkan anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang.
 Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
 Merokok, nikotinnya menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer daan koroner.
 Substansi abuse (alkohol dan obat-obatan) menyebabkan intake nutrisi menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin.
 Kecemasan menyebabkan metabolisme meningkat.
4. Faktor lingkungan
 Tempat kerja karena adanya polusi.
 Suhu lingkungan.
 Ketinggian tempat dari permukaan laut.

Perubahan pada fungsi pernapasan diantaranya adalah :
1. Hiperventilasi, yaitu peningkatan frekuensi dan kedalaman dalam bernapas untuk meningkatkan jumlah oksigen dalam paru-paru.
2. Hipoventilasi, yaitu ventilasi alveolaar yang tidaak adekuat untuk memenuhi penggunaan oksigen tubuh atau pengeluaran karbondioksida yang cukup.
3. Hipoksia, yaitu tidak adekuatnya penggunaan oksigen seluler akibat dari defisiensi oksigen yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan karbondioksida pada tingkat seluler.


DAFTAR PUSTAKA

1. Corwin, Elizabeth J., 2000, Pathofisiologi, Jakarta, EGC.

2. Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Bredda G., 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC.

3. Tarwoto dan Wartonah, 2004, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta, Salemba Medika.

Tidak ada komentar: