Senin, 19 Juli 2010

ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM

a. Konsep medis
1. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Abdul Bari. S, dkk, 2002)
Asuhan keperawatan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik inu maupun bayinya. Diperkirakan 60 % kematian ibu akibat kehamlan terjadi setelah persalinan, dan 50 % kematia masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa kritis dalam kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60 % kematian bayi baru lahir terjadi 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi masa-masa nifas dapat mencegah kematian tersebut.
Tujuan dari perawatan masa nifas adalah menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik secara fisik maupun psikilogis, melaksanakan skrining komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, memberi pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.

2. Etiologi
Proses persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan di akhiri dengan dilatasi serviks lengkap. Perawatan dimulai ketika wanita melaporkan hal-hal berikut
- awitan kontraksi uterus yang progresif, teratur, yang meningkat kekuatan, frekuensi dan durasi.
- Rabas vagina yang mengandung darah ( bloddy show )
- Rabas cairan dari vagina ( selaput ketuban pecah spontan )


3.1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan. Pengkajian yang benar dan terarah akan mempermudah dalam merencanakan tinfakan dan evaluasi dari tidakan yang dilakasanakan. Pengkajian dilakukan secara sistematis, berisikan informasi subjektif dan objektif dari klien yang diperoleh dari wawancara dan pemeriksaan fisik Pengkajian terhadap klien post meliputi :
a. Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record dan lain – lain
b. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan dahulu
riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia, riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta
2. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak (>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, dan mual
3. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi, penyakit jantung, dan pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan penyakit ular.
c. Riwayat obstetri dan ginekologi
1. Riwayat obstetric
- Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya
,keluhan waktu haid, HPHT
- Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai
Hamil
- Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
2. Riwayat kehamilan sekarang
- Hamil muda, keluhan selama hamil muda
- Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain
- Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat
d. Pola aktifitas sehari-hari
Meliputi kebiasaan makan, istirahat, eliminasi, kegiatan-kegiatan aktifitas fisik terutama selama hamil
e. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe dengan pendekaran pendokumentasian secara sistematis.
. Pemeriksaan Psikososial
f. Pemerilsaan Penunjang

3.2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin timbul diantaranya :
a. Resiko tinggi shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan post partum
b. Intolerasi aktifitas berhubungan dengan kelelahan
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
d. Nyeri berhubungan terputusnya integritas jaringan
e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka trauma post partum
f. Konstipasi berhubungan dengan ketakutan untuk defekasi

3.3. Intervensi
a. Resiko tinggi shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan post partum
-Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan, perhatikan faktor-faktor penyebab atau memperberat perdarahan seperti laserasi, retensio plasenta, sepsis, abrupsio plasenta, emboli cairan amnion.
-Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan ; timbang dan hitung pembalut ; simpan bekuan darah, dan jaringan untuk dievaluasi oleh dokter
- Kaji lokasi uterus dan derajat kontraktilitas uterus. Dengan perlahan masase penonjolan uterus dengan satu tangan sambil menempatakan tangan kedua tepat diatas simfisis pubis
- Perhatikan hipotensi / takikardia, perlambatan pengisian kapiler atau sianosis dasar, kuku, membran mukosa dan bibir.
- Pantau parameter hemodinamik, seperti tekanan vena sentral atau tekanan bagi arteri pulmonal secara berkala.
- cek kadar hemoglobin dan hematokrit darah dan segera lakukan koreksi jika terjadi penurunan
b. Intolerasi aktifitas berhubungan dengan kelelahan
- Kaji ulang dan catat tingkat kemampuan aktifitas klien
- Bantu pemenuhan aktifitas sehari-hari
- Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktifitas klien
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
- kaji ulang kebutuhan nutrisi klien
- berikan makan porsi sedikit tapi sering
- berikan kesempatan untuk memilih makanan/ kudapan untuk memenuhi kebutuhan
- Timbang berat badan setiap minggu
- tinjau ulang nilai labolatorium misalnya glukosa, albumi serun dan elektrolit
- Kolaborasi untuk mendapat obat anti mual
d. Nyeri berhubungan terputusnya integritas jaringan
- Kaji ulang tingkat nyeri dihubungkan dengan aktifitas klien.
- Ajarkan klien reknik untuk mengontrol nyeri seperti teknik relaksasi dan
distraksi.
- Kolaborasi pemberian analgetik
e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka trauma post partum
- Observasi tanda- tanda vital
- Lakukan perawatan luka dan perawatan perinium secara berkala
- lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik dan anti septic
- Pantau hasil labilatorium terutama leukosit
- Ciptakan lingkungan yang sehat
g. Konstipasi berhubungan dengan ketakutan untuk defekasi
- Dorong perasaan klien untuk mengungkapkan perasaannya
- bantu klien dan orang terdekat untuk mengklarifikasi rasa takutnya
- Berikan informasi yang akurat dan jelas tentang kebutuhan eliminasi.

3.4. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang dibuat sesuai dengan kondisi pasien.

Tidak ada komentar: