Rabu, 22 Desember 2010

Skripsi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Peningkatan Tekanan Darah Terhadap Ibu Hamil Trimester II dan III

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Berdasarkan data World Health Organization (2005) menunjukkan bahwa angka MMR di Indonesia adalah 200-499 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian maternal adalah perdarahan (kebanyakan perdarahan post partum),infeksi kehamilan dan persalinan, gangguan hipertensi dalam kehamilan dalam hal ini preeklampsia dan eklampsia, dan adanya penyulit persalinan. Secara global sekitar 80% kematian maternal akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan. Diperkirakan ada 18-20% perempuan hamil yang mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi).
Menurut laporan National High Blood Pressure Education Program Working Group Tahun 2000, tentang hipertensi pada kehamilan, ada beberapa klasifikasi hipertensi pada ibu hamil sedangkan, Hipertensi atau tekanan darah tinggi seringkali muncul tanpa gejala, sehingga disebut sebagai silent killer. Secara global, tingkat prevalensi hipertensi di seluruh dunia masih tinggi. Lebih dari seperempat jumlah populasi dunia saat ini menderita hipertensi. Namun sebaliknya, tingkat kontrol tekanan darah
Secara umum masih rendah. (Hamilton, 2003).
Di Indonesia hipertensi merupakan penyebab kematian ibu berkisar 1,5% sampai 25%, sedangkan kematian bayi antara 45% sampai 50%, dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang lebih rendah, jumlah pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak mematuhi minum obat kemungkinan lebih besar. Kejadian hipertensi di Negara – Negara berkembang berkisar antara 0,3% sampai 0,7% yang mengalami eklampsia berat. Menjelang kejang – kejang dapat didahului gejala subyektif, nyeri kepala di daerah frontal, nyeri epigastrium, Spenglihatan semakin kabur, terdapat mual dan muntah dan pemeriksaan hiperrefleksia atau mudah terangsang. Sehingga dapat berbahaya bagi ibu hamil.( siregar, 2002).
Hipertensi adalah tekanan darah atau denyut jantung yang lebih tinggi dari normal, disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah (vasokontriksi). Peristiwa kehamilan menyebabkan terjadi perubahan adaptasi fisiologi pada system kardiovaskuler ibu hamil untuk melindungi fungsi normal, memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh saat hamil dan menyediakan tubuh energi untuk perkembangan dan pertumbuhan janin, dimana penyakit hipertensi pada kehamilan berperan besar dalam morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi sekitar 7% sampai 10%. Kehamilan dengan hipertensi merupakan salah satu penyebab utama tinggi angka kemtian ibu dan janin di indonesia. (anwar R dan Agoestina T, 1995).
Preeklampsia masih merupakan masalah yang cukup besar bagi kesehetan ibu dan anak di Indonesia. Berdasarkan data kasus obstetrik tahun 2006 dilihat dari besarnya Case Fatality Rate (CFR), penyebab kematian terbesar di Indonesia adalah preeklampsia (2,1%) dengan persentase kasus 5,8% dari 134.279 kasus obstektrik (Depkes, 2006).
Data tahun 2008 di RSIA Fatimah Makassar diperoleh dari masing-masing 82 (0,82℅) orang, yang mengalami peningkatan tekanan darah pada ibu hamil. Pada tahun 2009 sebanyak 293 (2,93℅) pasien. Dari variabel yang diteliti, ternyata umur ibu hamil, gizi dan paritas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan tekanan darah pada trimester
II dan III.
Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan tekanan darah terhadap ibu hamil trimester II dan III di harapkan dapat menjadi bahan analisa dan evaluasi terhadap langkah dan kebijaksanaan yang telah dan akan ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka kami dapat mengangkat suatu rumusan masalah adalah sebagai berikut :
Apakah umur mempengaruhi terjadinya peningkatan tekanan darah pada ibu hamil trimester II dan III ?
Apakah parietas mempengaruhi terjadinya peningkatan tekanan darah pada ibu hamil trimester II dan III ?
Apakah gizi mempengaruhi terjadinya peningkatan tekanan darah pada ibu hamil trimester II dan III ?



Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang faktor – factor terjadinya peningkatan tekanan darah terhadap ibu hamil trimester II dan III.
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh umur dengan terjadinya peningkatan tekanan darah pada ibu hamil trimester II dan III.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh parietas dengan terjadinya peningkatan tekanan darah pada ibu hamil trimester II dan III.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh gizi dengan terjadinya peningkatan tekanan darah pada ibu hamil trimester II dan III.
Manfaat Penelitian
Manfaat Institusi Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan masukan bagi kita semua serta Dinas Keseahatan Prop. Sulawesi Selatan dalam rangka memberikan arah kebijaksanaan pada masa yang akan datang.
Hasil penelitian ini sebagai sumber informasi bagi rumah sakit umum serta pihak lain untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah pada ibu hamil trimester
II dan III.
Manfaat Keilmuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.

Manfaat institusi
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan masukan bagi kita semua khususnya pada Fakultas Kesehatan Universitas Islam Makassar ( UIM ).
Manfaat peneliti
Merupakan pengalaman berharga dalam memperluas wawasan keilmuan dan cakrawala pengetahuan serta pengembangan diri, khususnya dibidang penelitian lapangan.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Umum Tentang Hipertensi
Hipertensi




Gambar 1. Mengukur tekanan darah bumil
R.W.Turner (1994) mengemukakan bahwa hipertensi adalah suatu keadaan peninggian tekanan sistolik dan tekanan diastolik yang melebihi batas normal dari seorang individu.
Pengukuran tekanan darah adalah tekanan desakan darah dengan menggunakan tensimeter air raksa. Pengukuran dilakukan setelah penderita beristirahat sedikitnya 5 menit dan diulang sedikitnya 2 kali pemeriksaan. Hipertensi merupakan kenaikan nilai tekanan sistolik sebesar > 30 mmHg atau tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih. Bila kenaikan tekanan diastolic > 15 atau diastolic > 75 mmHg di atas nilai tekanan darah dasar ibu. Defenisi terakhir ini bermanfaat karena terdapat variasi tekanan darah sesuai usia, kebiasaan makan dan keaadan fisiologis.(bobak, lawdermilk, 2004).
Hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi yang telah ada sebelumnya. Apabila dalam kehamilan disertai dengan proteinuria dan edema maka maka disebut pre-eklampsia yang tidak murni atau superimposed pre-eklampsia. Penyebab utama hipertensi kehamilan adalah haipertensi esensial dan penyakit ginjal. Hipertensi esensial disebabkan factor herediter atau factor lingkungan dengan emosi yang labil, hipertensi esensial dengan tekanan darah antara 140/90 mmHg sampai 160/100 mmHg. Dalam waktu panjang barulah hipertensi esensial memberikan gejala pada alat-alat vital, seperti jantung, kelainan ginjal, arteriosklerosis atau terjadi serangan mendadak. (Manuaba, Gde. 1998).
Hipertensi adalah tekanan darah arteri yang tetap tinggi atau denyut jantung yang lebih tinggi dari normal, memiliki sebab yang diketahui (essential, idiopathic, atau primary), atau dengan gangguan penyakit lainnya (secondary). (Dorland, kamus kedokteran 1998).
Hipertensi (atau tekanan darah tinggi) menggambarkan tekanan yang dihasilkan oleh darah ke atas dinding arteri semasa jantung mengepam darah. Apabila tekanan darah diukur, terdapat 2 bacaan. Tekanan yang lebih tinggi, tekanan sistolik, adalah tekanan darah pada arteri semasa jantung sedang mengepam darah. (www.efarmasi. tekanan darah, com).
Secara teoritis, hipertensi di definisikan sebagai suatu tingkat tekanan darah di atas normal, dengan memberikan pengobatan yang akan menghasilkan manfaat yang lebih banyak di banding memberikan pengobatan.(sutikno, 2001).



Tanda-tanda hipertensi
Tekanan diastolik melebihi 90 mmHg
Tekanan sistolik melebihi batas normal (140 mmHg)
Perdarahan di hidung yang sering berulang
Sakit kepala secara terus menerus.
Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler mempunyai peranan sangat penting dalam proses homeostasis agar tubuh dapat beradaptasi terhadap berbagai perubahan yang terjadi dilingkungan sekitar kita. Beberapa fungsi yang diemban oleh system kardiovaskuler untuk mempertahankan homeostatis adalah :
Penyediaan berbagai bahan nutrisi dan oksigen ke sel dan jaringan dan membuang hasil metabolisme.
Transport berbagai bahan dari satu organ ke organ lainnya, misalnya hormone, enzim dan berbagai antibody dan sitoksin yang diperlukan untuk pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme.
Pengaturan keseimbangan cairan tubuh melalui pengaturan konsetrasi air dan ion pada sel dan jaringan.
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler, dan terletak pada rongga dada di antara paru. Duapertiga bagian dari jantung terletak disebelah tulang dada dan sepertiga pada bagian kanan. Fungsi utama jantung adalah memompa darah keseluruh tubuh melalui pembuluh aorta dan pulmonalis. Sepanjang usia dalam keadaan istirahat, jantung memompa 1 juta barel darah sampai cukup untuk mengisi 3,3 kapal supertangker. Dalam keadaan stress atau latihan fisik, jantung dapat memompa 10 kali lebih banyak. Jantung juga sebagai organ endokrin dengan menghasilkan hormone yang penting didalam mengatur fungsi system kardiovaskuler. Hormone-hormon yang telah diketahui disintesa di jantung adalah atrial natriuretik peptide (ANP), adrenomedullin dan terakhir adalah oksitosin. Penyakit kardiovaskuler dapat dijumpai pada wanita, baik yang tidak hamil maupun yang hamil, dimana pada wanita hamil keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi oleh darah ibu. Untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih berat. Karena itu, dalam kehamilan selalu terjadi perubahan perubahan dalam system kardiovaskuler yang disebabkan oleh :
Karena hipervolemi dalam kehamilan, yang sudah di mulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan mencapai puncak antara 32-36 minggu.
Karena uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma ke atas, ke kiri, dan ke depan, sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat dengan jantung mengalami lekukan dan putaran.
Peningkatan volume plasma yang dimulai kira-kira akhir trimester pertama dan mencapai puncaknya pada minggu ke 32-36, yang selanjutnya menetap selama trimester terakhir kehamilan, di mana volume plasma bertambah sebesar 25%. Karena hal-hal tersebut diatas, maka dalam kehamilan frekuensi jantung agak meningkat dan nadi rata-rata mencapai 88 per menit dalam kehamilan 32-36 minggu. (hanifa. P, 2006).

Gambar 2. Jantung
Jantung terdiri dari empat ruang yang berfungsi sebagai pemompa: atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Atria merupakan ruang yang terletak dibagian atas menerima darah dari seluruh tubuh dan paru. Ventrikel, merupakan ruang jantung yang terletak dibagian bawah, Terdapat 4 katup yang berfungsi untuk mengarahkan aliran darah kearah yang sesuai. Katup tersebut terbuka pada saat jantung berkontraksi, menutup untuk mencegah aliran darah balik pada saat relaksasi. Katup yang memisahkan atrium dan ventrikel di sebut katup antrioventrikuler. Katup trikuspidalis dan sebelah kiri katup mitral. Diantara ventrikel dan pembuluh darah besar (aorta dan arteri pulmonal) terdapat katup semilunar. Antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal, dan antara ventrikel kiri dan katup aorta.(irawan yusuf phd, 2001).
Penyebab sebagian besar hipertensi masih belum diketahui, namun berikut ini dapat digambarkan patofisiologi terjadinya hipertensi yang berhubungan dengan peranan sisten renin-angiotensin dalam regulasi tekanan darah sebagai berikut :
. Patofisiologi Peningkatan Tekanan Darah

Tekanan darah di bawah normal
Renin + angiotensin

Angiotensin I Angiotensin II Angiotensin III
Na+ tubulus
Distalis Enzim
Pengubah
Bentuk


Vasokontriksi Sekresi Aldosteron

Retensi Na+dan cairan

Peningkatan tahanan
Perifer
Peningkatan curah
jantung


Peningkatan Tekanan darah


Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa, pengaturan tekanan arteri dapat dipengaruhi oleh baroreseptor aurkus aorta yang akan menyampaikan impuls ke pusat saraf simpatis di medulla, sehingga dapat menghambat stimulasi system saraf simpatis, bila tekanan arteri meningkat maka, ujung baroreseptor akan tegang. Hal ini akan menurunkan tegangan saraf simpatis, akibatnya tekanan darah akan menurun.
Mekanisme terjadi peningkatan tekanan darah karena renin, yang diproduksi oleh ginjal ketika aliran darah ke ginjal menurun, akibatnya terbentuklah angiotensin II. Angiotensin II meningkatkan tekanan darah dengan mengakibtkan kontraksi langsung arteriol. Secara tidak langsung juga merangsang pelepasan aldosteron, yang mengakibatkan retensi natrium dan air dalam ginjal. Respon tersebut meningkatkan volume cairan ekstraseluler, yang pada gilirannya meningkat aliran darah yang kembali ke jantung, sehingga meningkatkan isi sekuncup dan curah jantung meningkat. (brunner, suddarth, 2001).
Peningkatan aliran darah disebabkan oleh hormone aldesteron dan estrogen yang sama-sama meningkat dalam kehamilan menyebabkan retensi cairan oleh ginjal. Laju filtrasi glomerulus juga meningkat sebanyak 50% selama kehamilan, yang cenderung meningkat kecepatan hilangnya air dan elektrolit di dalam urin, biasanya ibu mengalami penambahan air dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Kerusakan endothelial vasosvasarterialme turut menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan menurunkan volume intravaskuler yang memprodisposisi ibu bisa menderita hipertensi pada kehamilan (guyton & hall, 1997)

Tinjauan Umum Tentang Kehamilan
1. Ibu Hamil

Gambar 3: ibu hamil
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya lahir normal adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan mata rantai satu kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, dimana kehamilan yang sehat dan kondisi fisik yang aman dan keadaan emosi yang memuaskan baik bagi ibu maupun janin adalah hasil akhir yang diharapkan dari perawatan maternitas supervisi dan pengawasan kesehatan yang konsisten sangat penting. Banyak adaptasi maternal yang tidak diketahui ibu hamil dan keluarganya. Seorang wanita baru dapat dipastikan hamil jika pemeriksa telah melihat tanda pasti kehamilan.
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh system genetalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dan rahim. Plasenta dalam perkembangan mengeluarkan hormone somatomamotropin, estrogen dan progesterone.

Perubahan Fisiologi Kehamilan
a. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi, dimana perubahan payudara ini adalah tanda kemungkinan kehamilan karena adanya pengaruh hormone estrogen, progesterone dan tomammatropin.
Fungsi hormone yang mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI, yaitu :
1). Estrogen berfungsi :
a). Menimbulkan hipertropi system saluran payudara
b). Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak makin membesar
c). Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan rasa sakit pada payudara
2). Progesteron berfungsi :
a). Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
b). Menambah jumlah sel asinus
3). Somatomammotropin berfungsi :
a). Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin
b). Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara
c). Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamil.

b. Rahim atau uterus

Gambar 4. Tinggi fundus menurut usia kehamilan normal dengan satu janin, garis putus-putus menunjukkan tinggi setelah janin masuk ke pintu atas panggul.

Pertumbuhan uterus yang fenomenal pada trimester pertama berlanjut sebagai respons terhadap stimulus kadar hormone estrogen dan progesterone. Dimana rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 garam akan mengalami hipertropi dan hyperplasia sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. pada minggu ke- 7 ukuran uterus sebesar telur ayam negeri, pada minggu ke- 10 uterus mencapai ukuran buah jeruk, pada minggu ke- 12 uterus mencapai ukuran buah grafepruit (jeruk asam yang berwarna kuning yang besarnya sekitar dua kali jeruk biasa), dan pada minggu ke-40 gestasi. Selain bertambah besar, uterus juga mengalami perubahan berat, dan posisi. Dinding-dinding otot menguat dan menjadi lebih elastis. Selama trimester kedua bentuk uterus bulat, karena janin kemudian memanjang, uterus menjadi lebih besar, lebih lonjong, dan membesar keluar rongga panggul menuju rongga abdomen.
c. Vagina
Hormone kehamilan mempersiapkan kehamilan vagina supaya distensi selama persalinan dengan memproduksi kehamilan mukosa vagina yang tebal. Peningkatan vaskularisasi menimbulkan warna kebiri-biruan yang disebut tanda chadwicks suatu tanda kehamilan, dapat muncul pada minggu keenam, tetapi yang dengan mudah terlihat pada minggu ke-8 kehamilan.
d. Sirkulasi darah
Peredaran darah dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :
1). Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
2). Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter.
3). Pengaruh hormon estrogen dan progesterone makin meningkat.
Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah:
Volume darah
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada umur hamil 32 minggu. Serum darah (volume darah ) dertambah sebesar 25 sampai 30% sedangkan sel darah 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak umur hamil 16 minggu, sehingga dapat berbahaya bagi ibu hamil.
b). Sistem respirasi
Terjadi perubahan sistem respirasi tuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu.
c). Sistem pencernaan
Pengaruh estrogen menyebabkan asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur, daerah lambung terasa panas, morning sicknes, emesis gravidarum, dan progesterone menimbulkan gerakan usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.
d). Traktus urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat tersa penuh. Terjadinya hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan airsenipun akan bertambah.



e). Perubahan pada kulit
Pada kulit , terjadi pada deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormon lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
f). Metabolisme
Metabolism mengalami perubahan yang mendasar dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI. Perubahan metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20%. Dan nampak pada berat badan ibu hamil yang bertambah. (Ida Bagus, 1998).
Ibu Hamil Trimester I (0 – 13 minggu)
Mual dan muntah adalah masalah umum selama awal kehamilan (Trimester I) yang terjadi penurunan nafsu makan akibat nausea atau vomitus, gejala ini muncul akibat perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar dalam darah human chorionic gonodotropin (hCG) adalah hormone aktif khusus berperan selama awal masa kehamilan, berfluktuasi kadarnya selama kehamilan. Dimana trimester awal ini adalah saat yang spesial untuk menantikan sang bayi, dimana kunjungan pertama didiagnosis kehamilan dapat di tegakkan dan data dasar ditetapkan tergantung kepada usia gestasi. Kehamilan berlangsung selama 9 bulan menurut penanggalan internasional, 10 bulan menurut lunar, atau sekitar 40 minggu.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan janin dibagi menjadi 3 fase yaitu :
1). Orgonogenesis, yaitu pada usia kehamilan 8 minggu panjang 2,5 cm dengan cirri khas kepala flexi ke dada dan hidung, kuping dan janin terbentuk dan pada usia kehamilan 12 minggu panjang janin 12 cm dengan cirri khas kuping lebih jelas, kelopak mata terbentuk, dan genetalia eksterna terbentuk.
2). Masa fetus yaitu pada usia kehamilan 16 minggu, dengan panjang janin 16-18 cm dengan ciri khas genitalis jelas terbentuk, kulit merah tipis dan uterus telah penuh, desidua parietalis dan kapsularis menghilang-melekat. Dan pada usia kehamilan 20 minggu panjang janin 25 cm dengan cirri khas kulit tebal dengan rambut lanugo. Serta pada usia kehamilan 24 minggu panjang janin 30-32 cm dengan ciri khas kelopak mata jelas, alis dan bulu tampak.
3). Masa perinatal yaitu pada usia kehamilan 28 minggu, panjang janin 35 cm dengan ciri khas berat 1000 gram dan menyempurnakan janin. (Ida Bagus, 1998).
(Prawirohardjo, 2005) mengemukakan bahwa pada wanita hamil terdapat beberapa tanda dan gejala antara lain sebagai berikut:

a). Amenore. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi.
b). Nausea dan Emesis. Enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-kadang oleh emesis.
c). Mengidam atau menginginkan makanana atau minuman tertentu. Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d). Pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat yang ramai.
e). Mamma menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktuli dan alveoli di mamma.
Anoreksia. Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.
g). Sering kencing, terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar.
h). Obstipasi, terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormone steroid.
i). Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi, hidung, dan dahi kadang-kadang tampak defosit pigmen yang berlebihan dikenal sebagai kloasma gravidarum.
j). Efulis. Suatu hipertrofi papilla ginggipae yang sering terjadi pada triwulan pertama.
k). Varises, sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah genitalia, eksterna fossa poplitea, kaki dan betis.
f). Ibu hamil trimester II (14-28 minggu)
Pada ibu hamil trimester II, kehamilan sudah terlihat karena adanya perubahan uterus dan hipertropi menjadi lebih besar sehingga mengikuti pembesaran rahim dan pertumbuhan janin denga pesat. Pada minggu ke 14, bayi telah terbentuk dengan sempurna, hingga akhir masa kehamilan, bayi akan terus tumbuh hingga organ – organ cukup dewasa untuk bertahan hidup. Pada akhir trimester II, bayi anda akan dapat menggerakkan tangan dan kaki, mengepalkan tangan, mengisap jarinya dan bahkan bersedu.
Beberapa perubahan yang terjadi pada kehamilan trimester II (13-28 minggu): antara lain sebagai berikut :
1). Perut Semakin Membesar
Setelah 13 minggu, rahim membesar dan melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan bertumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu. Bagian teratas rahim sejajar dengan puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi, kebanyakan wanita akan mulai tampak pembesaran perutnya kehamilan 16 minggu.

2). Rasa nyeri di ulu hati

Rasa panas atau terbakar didada bagian bawah atau perut bagian atas tapi tidak ada hubungannya dengan jantung. Hal ini asam lambung menungkat, hal ini karena hormone progesterone meningkat yang menyebabkan relaksasi dri otot saluran cerna dan juga karena rahim yang semakin membesar dan mendorong bagian atas perut, sehingga terjadi peningkatan asam lambung.
3). Perubahan Kulit

Garis kecoklatan mulai dari puser (umbilicus) ke tulang pubis disebut lineanigra. Terjadi hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulasing hormone, kecoklatan padawajah di sebut choloasma atau topeng kehamian, ini dapat menjadi petunjuk kurang asam folat.
4). Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memeberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormone saat kehamilan, yaitu estrogen, progesterone, somatomammaotropin.
g). Ibu hamil trimester III (29 – 40 minggu)
Pada trimester III perut sudah membesar, dimana sudah mempersiapkan kehadiran bayi baru dalam keluarga. Pada trimester kedua memfasilitasi suatu periode yang aktif, suatu trimester yang lebih beriorentasi realitas untuk orang tua yang menantikan kelahiran anak. Diman ikatan antara kedua orang tua dan janin berkembang pada trimester III. Ketidaknymanan fisik dan gerakan janin sering mengganggu istirahat ibu. Dispnea, peningkatan urinasi, nyeri punggung, konstipasi dan varices dialmi oleh banyak wanita hamil tahap akhir. Jadwal perawatan mencerminkan peningkatan kebutuhan selama trimester III sejak minggu ke- 29 sampai minggu ke 40, kunjungan dijadwalkan setiap 2 minggu, selanjutnya setiap minggu sampai bayi lahir.
Beberapa perubahan yang terjadi pada kehamilan trimester III (29 - 40 minggu): antara lain sebagai berikut :
1). Sakit Punggung
Sakit pada punggung, hal ini karena anda meningkatnya beban berat yang anda bawa yaitu bayi dalam kandungan.dan yang perlu diperhatikan dalam menanganangi akhir kehamilan ini yaitu, pakailah sepatu tumit rendah, hindari berat yang berat.
2). Payudara
Keluarnya cairan dari payudara yaitu colustrum adalah cairan menjadi susu, yang berwarna krem atau putih kekuningan dapat dikeluarkan dari puting susu selama trimester III dimana makanan bayi pertama yang kaya akan protein.
3). Konstipasi
Pada trimester ke tiga ini konstipasi juga karena tekanan rahim yang membesar ke daerah usus selain peningkatan hormone progesterone. Atasi dengan makanan berserat buahan dan sayuran serta minum air yang banyak, serta olahraga.

4). Pernafasan
Pada kehamilan 33-36 banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas hal ini karena tekanan bayi yang berada dibawa diafragma menekan paru ibu.Tapi setelah kepala bayi sudah turun ke rongga panggul ini biasanya pada 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang pertama kali hamil maka anda akan merasa lega dan bernafas lebih mudah. Selain itu juga rasa terbakar didada(heart burn) biasanya juga ikut hilang. Karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah tulang iga ibu.
5). Sering Kencing
Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan vesica urinaria.
6). Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang menyebabkan vena menonjol. Dan pada akhir kehamilan kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul Varises juga mempengaruhi factor keturunan.
7). Bengkak
Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki seorang ibu, kadang tangan bengkak juga. Ini disebut edema, disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
8). Kram Kaki
Ini sering terjadi pada kehamilan trimester ke 2 dan 3, dan biasanya berhubungan dengan perubahan sirkulasi, tekanan pada syaraf dikaki atau karena rendahnya kadar kalsium.
9). Cairan Vagina
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair.
Tinjauan Umum Tentang Umur, Paritas, dan Gizi
Umur
Perkembangan fisik manusia sejalan dengan pertambahan umur dalam hal ini proses degenerative yang menyebabkan pergeseran dinding pembuluh darah selanjutnya terjadi penyempitan, Begitupun dengan resiko untuk mendapatkan bayi pada umur > 35 memiliki kondisi medis dengan resiko tinggi, seperti hipertensi dan diabetes malitus, namun angka tersebut harus di tempatkan dalam persfektif yang sebenarnya. Ini berarti bahwa 95 dari 100 bayi yang dilahirkan oleh wanita yang berusia lebih dari 35 tahun akan tetap memiliki jumlah kromoson yang normal.
Paritas Ibu
Paritas diartikan sebagai jumlah kehamilan dan persalinan yang pernah dilahirkan seorang ibu, baik lahir hidup maupun lahir mati. Dimana dialami oleh ibu hamil lebih dari 20 minggu. Dimana parietas mempengaruhi involusi uterus, otot-otot yang selalu teregang maka elastisitasnya akan berkurang. Dengan demikian untuk mengembalikan keadaan semula setelah teregang memerlukan waktu yang lama. Karena semakin sering hamil uterus juga seringkali mengalami regangan.
Gizi
Kebutuhan energi pada kehamilan dapat mengakibatkan meningkatnya metabolisme dalam tubuh, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein, dan beberapa mineral seperti Zat besi, dan Kalsium. Kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta, sehingga dapat terjadi peningkatan volume darah.
Tinjauan Umum Tentang Peningkatan Tekanan Darah pada ibu hamil
Aktivitas
Pada wanita ibu hamil tidak dianjurkan untuk mengangkat beban yang sangat berat karena dapat mengakibatkan pertumbuhan janin lambat dan memacu terjadinya peningkatan tekanan darah, karena pengaruh kontraksi jantung yang memompa darah keseluruh tubuh.
Resiko stress
Stress juga dapat berpengaruh pada hipertensi yang diduga melalui aktifitas saraf simpatik, yang dapt meningkatkan tekanan darah secara intermiten. Apabila steress terjadi berkepanjangan, dapat mengkibatkan tekanan darah meningkat.
Eklampsia
Eklampsia adalah terjadinya konvulsi atau koma pada pasien disertai tanda dan gejala preeklamsia, yang merupakan gawat darurat kebidanan yang memerlukan pengobatan di rumah sakit untuk memberikan pertolongan yang adekuat. Menjelang kejang – kejang dapat didahului gejala subyektif, nyeri kepala di daerah frontal, nyeri epigastrium, penglihatan semakin kabur, terdapat mual dan muntah dan pemeriksaan hiperrefleksia atau mudah terangsang. Sehingga dapat berbahaya bagi ibu hamil.
Faktor Genetik
Perkembangan manusia adalah suatu yang unik. Proses ini tergantung kepada sistematika penguraian instruksi yang ditemui dalam materi genetika yang berasal dari persatuan telur dan sperma. (Bobak, 2005).
Tekanan darah terkait erat dengan faktor genetik seseorang. Seorang yang kedua orang tuanya menderita hipertensi akan memiliki kemungkinan 50-75% untuk menjadi hipertensi. Pada factor genetic merupakan factor resiko yang tidak dapat di kontrol sehingga kejadian hipertensi dapat terjadi pada ibu hamil.
Kerangka Konsep
1. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti

Penyakit hipertensi pada kehamilan berperan besar dalam morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. Dari seluruh ibu yang mengalami hipertensi selama masa hamil, setengah sampai dua pertiganya didiagnosis mengalami preeklampsia dan eklampsia. Prevalensi kehamilan pada wanita dengan penyakit ginjal kronis atau penyakit pembuluh darah, seperti hipertensi. Penderita ibu hamil dengan tekanan darah tinggi dapat juga mempengaruhi paritas ibu hamil dimana jumlah kehamilan dan persalinan anak yang pernah dilahirkan seorang ibu, baik lahir maupun lahir mati.
Pada wanita hamil metabolisme tubuh sangat berbeda pada system hormonal, system kardiovaskuler, dan pengeluaran urin, karena adanya perilaku makan dan gaya hidup, dan pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energy protein dan beberapa zat besi dan kalsium.
Hal – diatas menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam menyususn penelitian dengan menitipberatkan perhatian “factor- factor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan tekanan darah pada ibu hamil trimester II dan III”.
2. Variable Yang Diteliti
Berdasarkan kerangka konsep seperti dikemukakan di atas, di susunlah pola pikir sebagai berikut :
Independen Dependen








Keterangan :
: variabel independen / variabel yang diteliti
: variabel dependen
: penghubung variabel yang diteliti
: variabel yang tidak diteliti
: penghubung variabel yang tidak diteli

Hipotesis penelitian
Hipotesis nol (Ho)
Tidak ada pengaruh umur terhadap peningkatan tekanan darah pada ibu hamil trimester II dan III
Tidak ada pengaruh parietas terhadap peningkatan tekanan darah pada ibu hamil trimester II dan III
Tidak ada pengaruh gizi terhadap peningkatan tekanan darah pada ibu hamil trimester II dan III
Hipotesis alternative (Ha)
Ada pengaruh umur terhadap peningkatan tekanan darah pada ibu hamil trimester II dan III
Ada pengaruh parietas terhadap peningkatan tekanan darah pada ibu hamil trimester II dan III
Ada pengaruh gizi terhadap peningkatan tekanan darah pada ibu hamil trimester II dan III


Defenisi Operasional
Umur Ibu Hamil
Yang dimaksud dengan umur ibu pada penelitian ini adalah umur dari ibu hamil terhitung sejak dilahirkan hingga ulang tahunnya yang terakhir di dinyatakan dalam tahun.
Kriteria Obyektif
Tidak berisiko : jika umur respondent 20 - 35 tahun
Berisiko : jika umur respondent < 20 atau > 35 tahun
Paritas ibu
Yang dimaksud dengan paritas pada penelitian ini adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (pengeluaran hasil konsensi yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain).
Kriteria Obyektif
Tidak berisiko : jika respondent mempunyai anak 1- 3 kali
Berisiko : jika respondent mempunyai anak > 3 kali
Gizi
Yang dimaksud gizi disini adalah jumlah makanan dan minuman yang dimakan ibu sehari-hari dalam memenuhi kebutuhannya selama hamil.
Kriteria Objektif :
Tidak berisiko : jika respondent menjawab dengan nilai sama dengan atau lebih besar 60% dari nilai – nilai jawaban atas pertanyaan gizi.
Berisiko : jika respondent menjawab dengan nilai kurang dari 60% dari nilai jawaban atas pertanyaan gizi.
Hipertensi
Hasil pengukuran tekanan darah ibu dengan menggunakan tensimeter, dinyatakan dalam satuan mmHg, dimana hasil pengukuran tekanan darah sistolik minimal 140/90mmHg.
Kritreria Objektif :
Tidak berisiko : jika respondent mempunyai nilai tekanan darah kurang lebih 130/80 mmHg
Berisiko : jika respondent mempunyai nilai tekanan darah > 140/90 mmHg











BAB III
METODE PENELITIAN


Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan metode cross sectional. Penelitian ini dimaksud untuk melakukan identifikasi terhadap karakteristik khusus responden sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Identifikasi dilakukan terhadap variabel. Cara yang digunakan untuk memperoleh data adalah dengan membagikan daftar pertanyaan dan juga dilakukan pencatatan dan pengukuran tekanan darah terhadap ibu hamil trimester II dan III.
Populasi dan sampel
Populasi
Adalah semua ibu hamil trimester II dan III di Rumah Sakit Ibu dan Anak Fatimah Makassar.
Sampel
Sampel ibu hamil trimester II dan III di Rumah Sakit Ibu dan Anak Fatimah kota Makassar. Besarnya sampel adalah 169 pasien.
Cara menetapkan besar sampel dengan menggunakan rumus :
n=N/(1+N(d^2))



n=293/(1+293(〖0,05〗^2))
n=293/(1+293(〖0,0025〗^2))
n=293/(1+0,7325)
n=293/1,7325
n=169,12
Keterangan
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan.
Teknik pengambilan sampel
Cara penarikan sampel dilakukan dengan cara non- probability dengan menggunakan metode “purposive sampling”. Adapun langkah-langkah sebagai berikut :
Dilakukan pengukuran tekanan darah pada ibu hamil trimester II dan III di RSIA Fatimah Makassar.
Daftar populasi ibu hamil trimester II dan III.
Kriteria inklusi
Ibu hamil trimester II dan III
Ibu hamil yang berdomisili di daerah Makassar

Kriteria eksklusi
Ibu hamil trimester I
Instrument penelitian
Penelitian ini dengan melakukan pengukuran tekanan darah pada ibu hamil trimester II dan III, dengan membagikan daftar pertanyaan untuk menggali ilmu pengetahuan dan wawasan bagi peneliti.
Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian ditetapkan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Fatimah Makassar, waktu penelitian akan direncanakan pada bulan Juli - Agustus 2010.
Prosedur dan pengambilan data
Data primer : diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden dari suatu instalasi dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disediakan, selain itu dilakukan pengukuran tekanan darah.
Prosedur pengukuran tekanan darah adalah sebagai berikut :
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan tensimeter dan stetoskope.
Responde yang akan diukur tekanan darahnya telah beristrahat minimal 5 menit sebelumnya.
Responden dalam posisi tidur dan lengan yang akan diukur diletakkan diatas tempat tidur.
Letakan manset 2-3 cm dari fossa cubiti dan stetoskop tidak boleh menyentu manset.
Data sekunder : diperoleh dari instansi rumah sakit terkait.
Analisa data
Analisis data menggunakan SPSS/versi 15,0, hipotesis yang akan diuji adalah hipotesis nol. Sedangkan uji statistik yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan tabulasi silang dan untuk menentukan ada tidak adanya variable independen terhadap variabel dependent digunakan uji Chi-Square dengan rumus sebagai berikut:

X^2=(∑▒〖( 0-E )〗^2 )/E

Keterangan :
X2 = Chi-Square
O = Nilai yang diamati (observed)
E = Nilai yang diharapkan (expected)
Penilaian :
Bila X2 hitung < X2 tabel, Berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna (Ho diterima dan Ha ditolak) Bila X2 hitung > X2 tabel, berarti terdapat hubungan yang bermakna (Ho ditolak dan Ha diterima).



Etika Penelitian
Informed Consent
Sebelum menjadi responden, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian. Setelah responden mengeri maksud dan tujuan penelitian, responden menandatangani lembar persetujuan. Jika responden menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden.
Anominity ( tanpa nama)
Nama responden tidak perlu di camtumkan pada lembar pengumpulan data. Untuk mengetahui keikutsertaannya, peneliti cukup menuliskan nomor kode pada masing-masing lembar pengumpulan data.

Tidak ada komentar: