Minggu, 04 Desember 2011
LAPORAN PENDAHULUAN ‘BRONCHOPNEUMONEA’
I. KONSEP MEDIK
A. Pengertian
Bronchopneumonea adalah radang pada paru-paru yang mempunyai penyebaran berbecak, teratur dalam satu area atau lebih yang berlokasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru (Brunner dan Suddarth, 2001).
B. Etiologi
1. Bakteri contohnya : Diplococcus pneumonia, Streptococcus pneumonia.
2. Virus contohnya : Virus Influenza, Virus Parainfluenza.
3. Jamur contihnya : Histoplasma cospulatum, Caudida, Kriptococcus dan blastomises.
C. Patofisiologi
Bakteri, virus ataupun jamur menyerang ventilasi maupun difusi. Suatu reaksi influenza yang terjadi pada alveoli dan menghasilkan eksudat yang mengganggu gerakan dan difusi oksigen dan karbondioksida, sel-sel darah putih, neotrofil juga bermigrasi ke alveoli dan memenuhi ruang yang biasanya berisi udara. Area paru tidak mendapat ventilasi yang cukup karena sekresi edema mukosa dan broncospasme menyebabkan okulusi partial bronki atau alveoli yang mengakibatkan penurunan tekanan oksigen alveoli. Keadaan demikian mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen sehingga tubuh harus meningkatkan frekuensi ke dalam bernapasnya.
II.PROSES KEPERAWATAN.
1. Pengkajian
Pada pengkajian dengan pasien Bronkopnemonia maka harus diidentifikasi akan adanya demam, mengigil, dan adanya nyeri dada yang dicetuskan pada saat bernapas dan batuk,kaji akan adanya bunyi napas tambahan seperti ronchi, whezzing, apakah napasnya sesak dan cepat, apakah dalambernapas tampak pernapasan kuping hidung.Identifikasi akan adanya rasa lelah akibat peradeangan dan hipoksia periksa atau tanda-tanda sianosis yang mungkin timbul.
2. Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi lendir di jalan napas.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan perubahan fungsi pernapasan
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi saluran pernapasan
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi saluran pernapasan
Kecemasan berhubung dengan kurangnya pengetahuan dengan penyakit yang terjadi
3. Interfensi Keperawatan
1) Diagnosa keperawatan : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi lendir di jalan napas.
Tujuannya : menunjukan jalan napas yang efektif atau bersih
Intervensi :
Kaji atau pantau pernapasan klien
Rasionalnya : mengetahui frekuensi pernapasan klien sebagai indikasi dasar gangguan pernapasan.
Auskultasi bunyi napas tambahan
Rasionalnya : adanya bunyi napas tambahan yang menandakan gangguan pernapasan.
Berikan posisi yang nyaman misalnya posisi semi fowler
Rasionalnya : posisi semi fowler memungkinkan ekspansi paru lebih maksimal
Terapi inhalasi dan latihan napas dalam dan batuk efektif
Rasionalnya : mengeluarkan sekret.
Lakukan program pengobatan
Rasionalnya : memperbaiki pernapasan.
2) Diagnosa keperawatan : pola napas tidak efektif berhubung dengan obstruksi saluran pernapasan.
Tujuannya : pola napas efektif
Interfensinya :
Berikan O2 sesuai program.
Rasionalnya : mempertahankan O2 arteri.
Kaji atau pantau frekuensi pernapasan
Rasionalnya : indikasi adanya gangguan pernapasan.
Berikan posisi semi fowler
Rasionalnya : meningkatkan pengembangan paru.
Bantu dalam terapi inhalasi
Rasionalnya : kemungkinan terjadi kesulitan bernapas akut.
3) Diagnosa keperawatan : gangguan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi saluran pernapasan.
Tujuannya : pertukaran gas menjadi adekuat.
Interfensi :
Monitor / kaji tanda-tanda vital, kesulitan bernapas, retraksi stomal.
Rasionalnya : data dasar untuk pengkajian lebih lanjut.
Alat emergensi harus tersedia dengan baik.
Rasionalnya : persiapan emergensi terjadinya masalah akut pernapasan.
Suction jika ada indikasi
Rasionalnya : meningkatkan pertukaran gas.
Berikan terapi inhalasi.
Rasionalnya : melonggarkan saluran pernapasan.
4) Diagnosa keperawatan : intoleransi aktivitas berhubungan dengan perubahan fungsi pernapasan.
Tujuannya : intoleransi aktivitas tertasi.
Interfensi :
Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat beraktivitas.
Rasionalnya : merencanakan intervensi yang tepat.
Bantu pasien dalam melakukan aktivitas.
Rasionalnya : ADL-nya dapat terpenuhi.
Lakukan istirahat yang adekuat setelah beraktivitas.
Rasionalnya : membantu mengembalikan energi.
Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet.
Rasionalnya : metabolisme membutuhkan energi.
5) Diagnosa keperawatan : kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang terjadi.
Tujuannya : kecemasannya teratasi.
Interfensi :
Kaji tingkat kecemasan.
Rasionalnya : mengetahui sejauh mana kecemasan yang di alalmi.
Berikan penjelasan tentang prosedur pengobatan dan penyakit yang sedang terjadi.
Rasionalnya : menghilangkan kecemasan karena ketidaktahuan.
Berikan ketenangan dengan memberikan lingkungan yang nyaman.
Rasionalnya : lingkungan yang nyaman membantu memfokuskan pikiran.
Lakukan hubungan yang lebih akrab dengan pasien.
Rasionalnya : menimbulkan kepercayaan dan pasien merasa nyaman.
Membantu pasien dalam kemampuan koping.
Rasionalnya : koping yang positif dapat menurunkan kecemasan.
PENGKAJIAN FISIK
I. DATA BIOGRAFI
A. Identitas Klien
Nama : An. A
Umur : 27 hari
Pekerjaan : tidak ada
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sejiwa No. 37
Status : Dibawah umur
Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia
Diagnosa Medik : Bronchopneumonia
Tanggal Pengakajian : 08 Agustus 2005
Nomor Medik : 05 74 74
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Ayah Kandung
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : Sesak napas.
2. Riwayat Keluhan Utama
Klien masuk rumah sakit Labuang Baji, pada tanggal 4 agustus 2005 dengan keluhan sulit bernapas sejak enam hari yang lalu disertai batuk. Ibu klien mengatakan anaknya bertambah sesak ketika menangis, dan berkurang ketika anaknya tertidur. Klien tidak mampu beraktivitas bila sesaknya timbul, keluhan ini dirasakan secara bertahap dengan kualitas yang agak berat serta menyebar disekitar dada klien.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah dirawat di rumahsakit dengan keluahan yang sama.
Klien tidak pernah mengalamikecelakan sebelumnya.
Klien tidak pernah dioperasi sebelumnya.
4. Informasi Kesehatan Sekarang
Klien tidak pernah alergi terhadap makanan dan obat-obatan.
Klien mempunyai kebiasaan minum susu.
Klien belum mendapatkan imunisasi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram
Klien
Riwayat keluarga
• Klien adalah anak pertama dari orangtuanya
• Klien tinggal serumah dengan bapak, ibu, nenek dan kakek serta tantenya.
• Tidak ada riwayat keluarga klien perokok.
III. KEADAAN KESEHATAN UMUM
1. Keadaan umum : Klien nampak sesak dan batuk
2. Pemeriksaan Autropinutri
LK : 34 cm LLA : 10 cm
LD : 32 cm LLB :9 cm
LP : 30 cm TB : 50 cm
LPA :13 cm BB : 2,7 Kg
3. Tanda-tanda Vital :
Nadi : 150 x/mnt
Pernapasan : 64 x/mnt
Suhu : 37,4 ºC
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Kulit
• Kulit klien halus dan turgornya baik
• Tidak terdapat lesi pada kulit klien
• Warna kulit klien sawomatang.
2. Kepala Dan Leher
a. Kepala
• Inspeksi : rambut klien hitam dan penyebarannya rata, bentuk kepala mesec hepal, rambut klien lurus, tidak terlihat luka pada kepala klien, ubun-ubun besarbelum tertutup.
• Palpasi : Tidak teraba adanya massa, rambut tidak mudah tercabut.
b. Mata
• Inspeksi : Sklera berwarna putih, konjungtifa merah muda, bola mata dapat bergerak kesegalah arah.
• Palpasi : tidak terdapat benjolan bola mata.
c. Telinga
• Inspeksi : telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda-tanda peradangan, tidak memakai alat bantu.
• Palpasi : tidak teraba adanya massa.
d. Hidungan dan Sinus
• Inspeksi : hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada obstruksi peradangan dan pendarahan, terpasang O2 ½ liter/mnt, pernapasan cuping hidung.
e. Mulut dan tenggorokan.
• Inspeksi : tidak terlihat peradangan pada gusi, gigi belum ada.
• Palpasi : tidak teraba adanya massa.
f. Leher
• Inspeksi : Tidak nampak pembesaran tiroid, tidak nampak adanya massa.
• Palpasi : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid, tidak teraba adanya massa.
3. Payudara
Inspeksi : Tidak terlihat lesi pada putting susu, tidak tampak adanya massa.
Palpasi : Tidak teraba adanya massa.
4. Dada Dan Paru-Paru
Inspeksi : Bentuk dada menyerupai pigeon chist, frekwensi napas 64 x/mnt, irama ireguler, ekspansi dada simetris kiri dan kanan.
Palpasi : Terdapat retraksi dinding dada, tidak teraba adanya massa.
Auskultasi : Bunyi napas bronkofesikuler, terdengar bunyi napas tambahan yaitu ronchi.
5. Jantung
Inspeksi : Ictuscordis terlihat pada ICS 5.
Palpasi :.Apeks teraba pada ICS 5 midclavicularis kiri.
Perkusi : Suara perkusi redup (dulrus).
Auskultasi : Bunyi jantung satu : Murni (penutupan katup mitralis dan trihuspidalis), bunyi jantung dua :murni(terbukanya katup mitralis dan trihuspidalis).
6. Abdomen
Inspeksi : tidak nampak pembesaran pada abdomen, tidak tampak lesi.
Palpasi :.tidak teraba adanya massa, hepar tidak teraba.
Perkusi :.suaraperkusi tympani.
Auskultasi :peristaltik 10 x/mnt.
7. Genitalia Dan Anus
Inspeksi : tidak ada kelainan pada organ kelamin.
Palpasi :. Tidak teraba adanya massa.
8. Ekstremitas
1. Ekstremitas atas
Tidak terdapat atropi ataupun hipertropi.
Kuku klien tumbuh dengan baik.
Tidak terdapat edema.
Kedua tangan dapat bergerak bebas.
2. Ekstremitas bawah
Tidak terdapat atropi maupun hipertropi.
Kuku klien tumbuh dengan baik
Tidak terdapat edema.
Kedua kaki dapat bergerak bebas.
9. Status Neurologis
( Tidak Dikaji )
V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
WBC : 2.400 /mm3 (N : 5.000-10.000/ mm3)
RBC : 4.18 Jt/ mm3 (N : 4.5-5.5 Jt/ mm3)
HGB : 14,0 gr % (N : 13-16 gr %)
NCT : 43,4 % (N : 40-48 %)
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Foto thoraks hasilnya : terdapat bercak-bercak halus pada kedua paru.
VI. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI
VII. POLA INTERAKSI SOSIAL
Orang yang terdekat dengan klien adalah Ibunya.
VIII. KESEHATAN SOSIAL
Status rumah milik kakek dan nenek klien.
Tidak terkena banjir.
Rumah klien tenang.
IX. KEGIATAN KEAGAMAAN
Klien belum dapat melakuakan kegiatan keagamaannya.
X. PENGOBATAN DAN PERAWATAN
a. Pengobatan
Ampicilin 3 x 80 mg/IV
Gentamicin 2 x 8 mg/IV
Dexametazon 2 x 1 mg/IV
Invus Dextrose 5 % 7 tts/dtk
b. Perawatan
Pasang O2 ½ liter/detik.
PENGKAJIAN KEBUTUHAN OKSIGENASE
1. Klien tidak pernah menderita penyakit sesak napas dan batuk sebelumnya.
2. Klien menderita batuk dan sifatnya produktif.
3. Batuk klien tidak tentu waktunya.
4. Klien juga menderita sesak napas.
5. Irama pernapasan klien Ireguler, frekwensi pernapasan 64 x/mnt.
6. Terdengar ronchi, terjadi retraksi interhostal
7. Ibu klien mengatakan anaknya seasak.
8. Ibu klien mengatakan anaknya batuk berlendir.
9. Keluarga klien tidak ada yang merokok.
Pemeriksaan Laboratorium
WBC : 2.400 /mm3 (N : 5.000-10.000/ mm3)
RBC : 4.18 Jt/ mm3 (N : 4.5-5.5 Jt/ mm3)
HGB : 14,0 gr % (N : 13-16 gr %)
NCT : 43,4 % (N : 40-48 %)
Pemeriksaan Radiologi
Foto thoraks hasilnya : terdapat bercak-bercak halus pada kedua paru.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar