Kamis, 16 Februari 2012

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

A. Konsep Medis 1. Pengertian Hipertensi adalah ditetapkannya tekanan darah secara menetap dimana tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan diastolnya di atas 90 mmHg. (Bongkman, 2000: 216) Hipertensi adalah tekanan darah darah persisten dimana tekanan sistolnya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolnya > 90 mmHg. (Smelzen, 2002: 296) Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui Hipertensi adalah tekanan darah bila keadaan istirahat. (Hinderwood, 2000 :33) Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. Hipertensi adalah didefinisikan oleh (JHC) sebagai tekanan yang lebih tinggi 140/90 mmHg dan diklasifikasikn sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal, tinggi sampai hipertensi maligman. (Doengoes, 1999: 39) Klasifikasi hipertensi Berdasarkan tipenya : a. Hipertensi sistolik : tekanan sistolik >140 mmHg b. Hipertensi diastolic : tekanan diastolik > 90 mmHg Dibedakan menjadi: a. Ringan : TD diastolik 90-104 mmHg b. Sedang: TD diastolik 105-114 mmHg c. Berat : TD diastolik >115mmHg Berdasarkan derajat keparahannya: a. HT maligna : peningkatan TD ekstrim disertai dengan papiledema b. HT benigna : HT tanpa komplikasi yang berlangsung lama. 2. Etiologi Penyebab dari hipertensi dibagi menjadi 2 golongan : 1. Hipertensi Essensial / Hipertensi Primer Terdapat sekitar 95% kasus hipertensi yang menyebabkan belum diketahui secara pasti/idiopatik. Tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain : genetik, usia, obesitas, konsumsi alkohol, merokok. 2. Hipertensi Sekunder / Hipertensi Renal Terdapat sekitar 3 % kasus hipertensi, penyebab spesifikasinya telah diketahui. Hipertensi vaskuler renal, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. (Mansjoer, 1999: 548). Penyebab hipertensi belum diketahui secara pasti namun para ahli mengungkapkan ada 2 faktor yang memiliki terjadinya penyakit hipertensi. a. Faktor yang tidak dapat dikontrol  Keturunan : jenis kelamin  Umur b. Faktor yang dapat dikontrol Umumnya berkaitan dengan gaya hidup dan pola makan, antara lain :  Kegemukan  Kurang olah raga  Stress  Konsumsi kopi  Konsumsi alkohol dan merokok  Konsumsi garam yang berlebihan 3. Patofisiologi Peningkatan tekanan darah/hipertensi dipengaruhi oleh curah jantung yang meningkat dan tekanan pada dinding perifer yang meningkat sebagai faktor seperti keturunan, obesitas, konsumsi garam yang berlebihan, konsumsi alkohol, merokok. Olahraga yang kurang berperan penting dalam peningkatan tekanan darah pada hipertensi primer. Pada tahap awal hipertensi primer curah jantung meningkatkan dan tekanan perifer normal disebabkan oleh peningkatan aktifitas saraf simpatik. Pada tahap selanjutnya curah jantung dan tekanan perifer meningkat karena reflek antiregulasi (mekanisme tubuh untuk mempertahankan keadaan hemodinamik yang normal) karena curah jantung meningkat terjadi konstriksi shugfer pre kapiler. Hal ini disebabkan oleh adanya kelainan struktural pada pembuluh darah terjadi hipertensi dinding pembuluh darah, sedangkan pada jantung terjadi pencegahan dinding ventrikel adanya penyempitan pada dinding pembuluh darah dan mengakibatkan terjadinya vase kontraksi pembuluh darah. Vase kontraksi dari pembuluh darah dapat mengakibatkan aliran darah ke ghinal menyebabkan pelepasan renin, produksi renin di pengaruhi oleh stimulasi syaraf simpatis, renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi Angiotensin II yang merangsang skresraldosteron oleh kortek adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Akibat dari vase kontriksi pembuluh darah mengakibatkan perifer meningkat sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Hal ini menyebabkan kerusakan vaskuler. Kerusakan vaskuler akibat hipertensi terlihat jelas pada seluruh pembuluh perifer. Perubahan vaskuler dapat berupa perubahan askuler retina yang dapat mengganggu fungsi penglihatan.(Tembayang, 2000: 899) 4. Tanda Dan Gejala Salah satu tanda dan gejala yang ditemukan hipertensi adalah peningkatan tekanan darah. Gejala yang sering ditemukan : 1. sakit kepala 2. epitaksis 3. pusing 4. cepat marah 5. telinga berdengung 6. sukar tidur 7. rasa berat di tengkuk/leher 8. mata berkunang-kunang 9. mudah lelah (Susalit, 2002: 459-460) 5. Penatalaksanaan  Penatalaksanaan Keperawatan  diit rendah lemak  diit rendah garam dapur, soda, baring powder, natrium benzoat, monosodium glutamat  Hindari makanan daging kambing, buah durian, minuman beralkohol  Lakukan olahraga secara teratur  Hentikan kebiasan merokok (minum kopi)  Menjaga kestabilan BB tapi penderita hipertensi yang disertai kegemukan  Menghindari stress dan gaya hidup yang lebih santai. (Wijaya Kusuma, 2004: 11)  Penatalaksanaan Medis  Pengobatan hipertensi sekunder lebih mengutamakan pengobatan causal  Pengobatan hipertensi primer ditujukan untuk enurunkan tekanan darah dengan harapan meprpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi.  Upaya menurnkan tekanan darah ilakukan dengan mengunakan obat anti hipertensi selain dengan perubaha gaya hidup.  Pengobatan hipertensi primer adalah pengobatan jangka panjang dengan memunkginakn besat untuk seumur hidup. 6. Pemeriksaan Penunjang dan Komplikasi  Pemeriksaan Penunjang  Pemeriksaan Laborat • Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia. • BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal. • Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin. • Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.  CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati  EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.  IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan ginjal.  Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran jantung.  Beberapa komplikasi dari hipertensi : 1. Penyakit jantung koroner 2. Gagal jantung 3. Kerusakan pembuluh darah otak dapat berupa pecahnya pembuluh darah (stroke) dan kerusakan dinding pembuluh darah 4. Gagal ginjal 5. Kerusakan pada masa yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan sampai kebutaan B. Konsep Keperawatan 1. Pengkajian  Aktifitas / istirahat Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek Tanda : frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung takipinea  Sirkulasi Gejala : Arteosklerosis, penyakit jantung koroner Tanda : Kenaikan tekanan darah dan penyakit serebrovaskuler  Integritas Ego Gejala : ansietas, ego, depresi, eliforid, riwayat perubahan, kepribadian Tanda : gelisah, penyempitan kontinyu, perhatian otot mulai tegang, gerakan fisik cepat peningkatan pola bicara.  Eliminasi Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu  Makanan / cairan Gejalan : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak tinggi kolesterol, mual muntah, perubahan BB (meningkat/menurun) Tanda : adanya adema, obesitas  Neurosensori Gejala : keluhan pusing, gangguan penglihatan epitaksis Tanda : status mental, perubahan keterjagaan proses pikir respon motorik, penurunan kekuatan genggaman tangan/reflek, tandon dalam.  Nyeri (ketidaknyamanan) Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala, oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya, nyeri abdomen/mussa  Pernafasan Gejala : distress, respirasi, bunyi nafas tambahan (krakles/mengisianosis) Tanda : dispenia yang berkaitan dengan aktiftas, takipnea, batuk tanpa sputum, riwayat merokok.  Keamanan Gejala : Ganggung koordinasi/cara berjalan, hipotensi, postura (Doengoes, 2000: 39) 2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi 1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan skemia miokarda. a. I : Pantau tekanan darah ukur pada kedua paha/tangan R : Memikirkan gambaran yang lebih lengkap b. I : Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas R : Untuk mengetahui adanya trakles c. I : Amati warna kulit, kelembapan, suhu dan masa pengisian kapiler R : Untuk mengetahui adanya dekompensasi jantung d. I : Catat adema umum tertentu R : Untuk mengidentifikasi gagal jantung e. I : Kolabroasi dengan dokter dalam pemberian diuretik izud klorotiazid R : Menurunkan tekanan darah pasien 2. Intolernasi Aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik a. I : Kaji respon pasien R : Membantu dalam mengkaji respon fisiologi terhadap stres aktifitas b. I : Intruksikan pasien tentang teknik hemat energy R : Mengurangi penggunaan energi serta O2 3. Nyeri : sakit kepala berhubungan dengan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral a. I : Mempertahankan tirah baring selama fase akut R : Meminimalkan stimulus meningkatkan relaksasi b. I : Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala misal : kompres dingin R : Menurunkan tekanan vaskuler serebral c. I : Meminimalkan aktifitas vasokontriksi yang dapat meingkatkan sakit kepala R : Agar tidak terjadi sakit kepala 4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penyakitnya a. I : Bahas pentingnya menghentikan merokok. R : Agar klien tidak merokok b. I : Beri penjelasan tentang pentingnya kerja sama dalam pengobatan R : Memudahkan pasien untuk sembuh c. I : Revisi tanda dan gejala R : Deteksi dini terjadinya komplikasi 5. Koping infektif berhubungan dengan relaksasi tidak adekuat a. I : Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku R : Mengubah perilaku hidup seseorang b. I : Catat laporan gangguan tidur, keletihan R : Munkin indikator marah yang dapat membuat tekanan darah meningkat c. I : Libatkan pasien dalam perencaan perawatan dan beri dorongan partisipasi R : Memperbaiki ketrampilan koping d. I : Bantu untuk mengidentifikasi dan merencanakan perubahan hidup R : Menghindari rasa tidak menentu dan tidak berdaya e. I : Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi untuk mengatasinya. R : Pengenalan stressor langkah utama mengubah, respon seseorang terhadap stressor. DAFTAR PUSTAKA Doengoes Marylin, E. 2000, Rencana ASUHAN KEPERAWATAN Pedoman Untuk Perencaan dan Pendokumetasian Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. Edisi 3 : EGC, Jakarta. Engram, Bankono, 1999. Rencana ASUHAN KEPERAWATAN Edisi 8, EGC : Jakarta Smeltzer S.C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 2, EGC : Jakarta. Sulalit, E, DKK. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. PKUI : Jakarta. Wijaya Kusuma H. Pembuluh Darah. Dkk. 2004. Ramuan Tradisonal Untuk Pengobatan Darah Tinggi. Swadaya : Jakarta.

Tidak ada komentar: