Jumat, 24 Februari 2012

Makalah personal hygiene dan lingkungan

A. Pendahuluan Kebersihan diri maupun lingkungan merupakan hal yang fundamental, dan tidak terlepas dari kehidupan kita sehari – hari, begitupula kita seringkali diingatkan dengan slogan “Kebersihan sebagian dari pada iman “ yang berarti bahwa kebersihan mencerminkan kekuatan iman seseorang, kembali lagi hal tersebut merupakan hal dasar yang perlu kita pahami dan kita lakukan secara berkesinambungan dari kita lahir sampai kita tutup usia pada nantinya. Dalam kehidupan sehari – hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.Hal –hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, social, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.(Tarwoto, Watonah, 2006 :78). Dari pernyataan di atas, dapat kita simpulkan bahwa Kebersihan diri dan lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari; kemudian bagaimana dengan kebersihan diri dan lingkungan yang mempengaruhi hygiene klien di Rumah Sakit ? Pasien atau klien adalah individu yang tidak terlepas dari adanya masalah kesehatan. Bagi pasien yang mengalami masalah kesehatan, maka dimungkinkan kebutuhan dasarnya menjadi terganggu salah satunya adalah masalah dalam hal kebersihan diri atau Personal Hygiene. Kebutuhan dasar manusia merupakan focus dalam asuhan keperawatan, dalam hal ini perawat harus mempunyai pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien melalui proses keperawatan, Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang memfokuskan pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respons pasien terhadap penyakitnya. (Tarwoto, Watonah, 2006 : 2). Untuk itu, makalah ini akan memaparkan tentang konsep kebersihan diri dan lingkungan, Macam-Macam Personal Hygiene, Faktor – Faktor yang mempengaruhi PH, Faktor lingkungan yang mempengaruhi hygiene klien di RS, Pengkajian pada klien berhubungan dengan kebersihan diri (PH), Diagnosa Keperawatan dan Tindakan Keperawatannya, serta dapat membantu mahasiswa dalam belajar pada mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia pada kompetensi B. Konsep dasar kebersihan diri dan lingkungan Kebersihan diri atau personal hygiene dan lingkungan merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya kita sebagai manusia untuk selalu memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan kita agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Perawat hendaknya mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai kebersihan diri dan lingkungan ini, sebagai bekal untuk merawat dirinya sendiri juga untuk merawat orang lain dalam hal ini adalah pasien, baik di Rumah Sakit, Keluarga maupun di masyarakat. 1. Konsep Dasar Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene yang berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. (Tarwoto, Wartonah, 2006 : 78). 2. Macam-macam personal hygiene a. Perawatan kulit kepala dan rambut b. Perawatan mata c. Perawatan hidung d. Perawatan telinga e. Perawatan kuku dan tangan f. Perawatan genetalia g. Perawatan kulit seluruh tubuh h. Perawatan tubuh secara keseluruhan 3. Tujuan Perawatan Personal Hygiene a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang b. Memelihara kebersihan diri seseorang c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang d. Pencegahan penyakit e. Meningkatkan percaya diri seseorang f. Menciptakan keindahan 4. Faktor – factor yang mempengaruhi personal hygiene a. Body image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. b. Praktik social Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. c. Status Sosial Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. d. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita Diabetes Melitus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya. C. Asuhan Keperawatan pada klien berhubungan dengan kebersihan diri (PH) Sangat disayangkan masih banyak orang – orang yang mengabaikan kebersihan diri dan lingkungannya, terbukti semakin banyaknya jumlah penyakit yang diakibatkan karena adanya kebersihan diri dan lingkungannya yang kurang baik, contohnya penyakit kulit yang disebabkan karena jamur (tinea pedis, tinea kruris, tinea kapitis, dll) serta karena sanitasi lingkungan yang kurang baik dapat mengakibatkan penyakit yang banyak ditemukan pada pasien anak – anak dimana perantaranya adalah nyamuk Aedes Aegypty yaitu DHF yang lebih familiar kita sebut dengan demam berdarah. Tugas kita sebagai perawat apabila menemukan pasien dengan gangguan yang berhubungan dengan PH adalah memberikan asuhan keperawatan, melalui proses keperawatan. Proses keperawatan adalah salah satu alat bagi perawat untuk memecahkan masalah yang terjadi pada pasien. (Aziz Alimul Hidayat, 2002 : 8). Proses keperawatan mengandung unsure – unsure yang bermanfaat bagi perawat dan klien. Perawat dan klien membutuhkan proses asuhan keperawatan dari bagaimana melakukan pengkajian untuk mendapatkan data, membuat diagnosa, merencanakan, melaksanakan dan menilai hasil dari asuhan keperawatan. 1. Pengkajian pada klien berhubungan dengan kebersihan diri (PH) Sebelum melakukan pengkajian, perawat hendaknya dibekali pengetahuan yang berkaitan dengan dasar – dasar tentang struktur kulit, rambut dan kuku, agar data yang ditemukan pada pasien dengan gangguan PH bisa akurat dan sesuai. a. Struktur Kulit Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis merupakan lapisan terluar, dan aksesori – aksesorinya (rambut, kuku, kelenjar sabasea dan kelenjar keringat). 1. Rambut Rambut tumbuh dari invaginasi tubular pada epidermis yang disebut folikel, dan folikel rambut beserta kelenjar sabasea disebut sebagai ‘unit pilosebasea’.Ada tiga tipe rambut yaitu rambut lanugo yang halus dan lembut terdapat sewaktu dalam kandungan dan menghilang pada waktu usia janin mencapai bulan kedelapan; rambut velus yang tipis dan halus menutupi sebagian besar tubuh kecuali pada tempat – tempat dimana rambut terminal tumbuh; rambut terminal yang tebal dan berpigmen, terdapat pada kulit kepala, alis dan bulu mata yang tumbuh sebelum pubertas.struktur rambut medulla, korteks kutikula. 2. Kuku Kuku merupakan lempengan keratin transparan yang berasal dari invaginasi epidermis pada dorsum falang terakhir dari jari. Lempengan kuku merupakan hasil pembelahan sel di dalam matriks kuku, yang tertanam dalam lipatan kuku bagian proksimal, tetapi yang tampak hanya sebagian yang berbentuk seperti bulan separuh (lanula) berwarna pucat pada bagian bawah kuku. Lempengan kuku melekat erat pada dasar kuku (nail bed) di bawahnya. Kutikula merupakan perluasan stratum korneum pada lipatan kuku proksimal ke atas lempengan kuku. 3. Kelenjar keringat dan sabasea Kelenjar keringat ekrin penting dalam pengaturan suhu tubuh, fungsinya untuk mensekresi air, elektrolit, laktat, urea dan ammonia.Kelenjar sabasea terdapat disetiap tempat pada kulit mulai dari tangan sampai kaki. Tempat yang memiliki jumlah kelenjar yang banyak dan menonjol adalah kepala, leher, dada dan punggung. b. Dermis Adalah lapisan jaringan ikat yang terletak di bawah epidermis, dan merupakan bagian terbesar dari kulit. Fungsi kulit a. Mencegah terjadinya kehilangan cairan tubuh yang esensial b. Melindungi dari masuknya zat-zat kimia beracun dari lingkungan dan mikroorganisme c. Fungsi-fungsi imunologis d. Melindungi dari kerusakan akibat radiasi UV e. Mengatur suhu tubuh f. Sintesis vitamin D g. Berperan penting dalam daya tarik seksual dan interaksi social PENGKAJIAN a. Rambut  Keadaan rambut yang kusam  Keadaan tekstur b. Kepala  Botak / alopesia  Ketombe  Berkutu  Adakah eritema  Kebersihan c. Mata  Apakah sclera ikterik  Apakah konjungtiva pucat  Kebersihan mata  Apakah gatal / mata merah d. Hidung  Adakah pilek  Alergi  Adakah pendarahan  Adakah perubahan penciuman  Kebersihan hidung  Bagaimana membrane mukosa  Adakah septum deviasi e. Mulut  Keadaan mukosa mulut  Kelembapannya  Adakah lesi  Kebersihan f. Gigi  Adakah karang gigi  Adakah karies  Kelengkapan gigi  Pertumbuhan  Kebersihan g. Telinga  Adakah kotoran  Adakah lesi  Bagaimana bentuk telinga  Adakah infeksi h. Kulit  Kebersihan  Adakah lesi  Keadaan turgor  Warna kulit  Suhu  Teksturnya  Pertumbuhan bulu i. Kuku tangan dan kaki  Bentuknya bagaimana  Warnanya  Adakah lesi  Pertumbuhannya j. Genetalia  Kebersihan  Pertumbuhan rambut pubis  Keadaan kulit  Keadaan lubang uretra  Keadaan skrotum, testis pada pria  Cairan yang dikeluarkan k. Tubuh secara umum  Kebersihan  Normal  Keadaan postur Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi (Rencana Keperawatan) 1. Gangguan Integritas Kulit Definisi : Keadaan dimana kulit seseorang tidak utuh Kemungkinan berhubungan dengan : a. bagian tubuh yang lama tertekan b. imobilisasi c. terpapar zat kimia Kemungkinan data yang ditemukan : a. kerusakan jaringan kulit b. gangrene c. dekubitus d. kelemahan fisik Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : a. stroke b. Fraktur femur c. Koma d. Trauma medulla spinalis Tujuan yang diharapkan : a. pola kebersihan diri pasien normal b. keadaan kulit, rambut kepala bersih c. klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri Intervensi : 1. Kaji kembali kebutuhan personal hygiene pasien Rasional : data dasar dalam melakukan intervensi 2. Kaji keadaan luka pasien Rasional : menentukan intervensi lebih lanjut 3. Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara membantu mandi pasien Rasional : menghindari resiko infeksi kulit 4. Jaga kebersihan tempat tidur, selimut bersih dan kencang Rasional : mengurangi tekanan dan menghindari luka dekubitus 5. Lakukan perawatan luka dengan teknik steril sesuai program Rasional : penyembuhan luka 6. Obesrvasi tanda – tanda infeksi Rasional : pencegahan infeksi secara dini 7. Lakukan pijat pada kulit dan lakukan perubahan posisi setiap 2 jam Rasional : mencegah dekubitus 2. Gangguan membrane mukosa mulut Definisi : kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami luka Kemungkinan berhubungan dengan : a. trauma oral b. pembatasan intake cairan c. pemberian kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher Kemungkinan data yang ditemukan : a. iritasi / luka pada mukosa mulut b. peradangan / infeksi c. kesulitan dalam makan dan menelan d. keadaan mulut yang kotor Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : a. stroke b. stomatitis c. koma Tujuan yang diharapkan : a. Keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaan utuh, warna merah muda b. Inflamasi tidak terjadi c. Klien mengatakan rasa nyaman d. Keadaan mulut bersih Intervensi : 1. Kaji kembali pola kebersihan mulut Rasional : data dasar dalam melakukan intervensi 2. Lakukan kebersihan mulut sesudah makan dan sebelum tidur Rasional : membersihkan kotoran dan mencegah karang gigi 3. Gunakan sikat gigi yang lembut Rasional : mencegah pendarahan 4. gunakan larutan garam atau baking soda dan kemudian bilas dg air bersih rasional : larutan garam atau soda membantu melembabkan mukosa, meningkatkan granulasi dan menekan bakteri 5. Lakukan pendidikan kesehatan tentang kebersihan mulut Rasional : mencegah gangguan mukosa 6. laksanakan program terapi medis rasional : membantu menyembuhkan luka atau infeksi 3. Kurangnya perawatan diri / kebersihan diri Definisi : kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Kemungkinan berhubungan dengan : a. Kelelahan fisik b. Penurunan kesadaran Kemungkinan data yang ditemukan : a. Badan kotor dan berbau b. Rambut Kotor c. Kuku panjang dan kotor d. Bau mulut dan kotor Kondisi Klinis kemungkinan terjadi pada : a. Stroke b. Fraktur c. Koma Tujuan yang diharapkan : a. Kebersihan diri sesuai pola b. Keadaan badan, mulut, rambut dan kuku bersih c. Pasien merasa nyaman Intervensi : 1. Kaji kembali pola kebersihan Rasional : Data dasar dalam melakukan intervensi 2. Bantu klien dalam kebersihan badan, mulut, rambut dan kuku Rasional : mempertahankan rasa nyaman 3. Lakukan pendidikan kesehatan a. pentingnya kebersihan diri b. pola kebersihan diri c. cara kebersihan Rasional : meningkatkan pengetahuan dan membuat klien lebih kooperatif Implementasi (Tindakan Keperawatan) 1. Kebersihan Lingkungan a. Merapikan Tempat Tidur Pengertian : membuat tempat tidur menjadi bersih dan rapi Tujuan : memberikan kenyamanan pada pasien dalam memenuhi kebutuhan dirinya Prosedur : terlampir b. Mengganti alat tenun Pengertian : mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur pasien dengan pasien di atas tempat tidur dan pada tempat tidur kosong. Tujuan : • Menciptakan lingkungan yang bersih, tenang dan nyaman • Menghilangkan hal – hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat tidur dan selimut yang bebas dari kotoran / lipatan • Meningkatkan gambaran diri dan harga diri pasien dg menciptakan tempat tidur yang bersih, rapid an nyaman. • Mengontrol penyebaran mikroorganisme. Prosedur : terlampir 2. Kebersihan Diri a. Memandikan pasien di atas tempat tidur Pengertian : membersihkan seluruh tubuh pasien terbaring di atas tempat tidur Tujuan : • Menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri. • Menghilangkan bau badan yang berlebihan • Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah • Meningkatkan perasaan segar dan nyaman bagi pasien • Memberikan kesempatan pada perawat untuk mengkaji kondisi kulit pasien Prosedur : Terlampir b. Merawat rambut • Menyisir rambut Tujuan : • Untuk merangsang sirkulasi pembuluh darah di kulit kepala • Meratakan minyak rambut dan meningkatkan kesehatan rambut • Meningkatkan rasa nyaman pasien • Memantau adanya masalah pada rambut dan kulit kepala (contoh : kutu atau ketombe) Prosedur : terlampir c. Mencuci rambut Pengertian : menghilangkan kotoran rambut dan kulit kepala dengan menggunakan sampo atau sabun. Tujuan : • merangsang sirkulasi pembuluh darah di kulit kepala dengan memberi pijatan / massage. • Membersihkan rambut dan meningkatkan rasa nyaman pasien. • Mengurangi rasa gatal pada kepala. • Menghilangkan ketombe. Prosedur : terlampir d. Menggosok gigi Pengertian : membersihkan gigi dengan menggunakan sikat dan pasta gigi. Tujuan : • Mengangkat sisa makananan dari sekeliling gigi • Menghindari bau mulut dan meningkatkan kesegaran mulut • Mencegah gigi berlubang dan infeksi di jaringan mulut • Meningkatkan daya tahan tubuh Prosedur : terlampir e. Memotong kuku Pengertian : merawat kuku pada pasien yang tidak mampu merawat kuku secara mandiri. Tujuan : Menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat kuku yang panjang. Prosedur : terlampir D. Penutup Makalah ini memaparkan tentang kebersihan diri dan lingkungan sebagai dasar bagi mahasiswa untuk belajar pada mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia, serta proses bagi penulis dalam menyelesaikan kuliah. Referensi 1. Aziz Alimul Hidayat, 2002. “Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan”, Penerbit : EGC. Jakarta. 2. Juli Soemirat Slamet, 2004.” Kesehatan Lingkungan”, Penerbit : Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 3. Robin Graham-Brown, Tony Burns, 2005. “Dermatologi” Penerbit : Erlanggga.Jakarta. 4. Tarwoto, Wartonah, 2006. “Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan”, Penerbit :Salemba Medika .Jakarta. 5. Yulia Suparmi, dkk, 2008. “Panduan Praktik Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia”.Penerbit : PT.Citra Aji Parama.Yogyakarta.

Tidak ada komentar: